Luthfiyah, Lulu
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

POTENTIAL OF BAMBOO POWDER AS AN ADSORBENT TO REGENERATE USED COOKING OIL Wulandari, Putri; Luthfiyah, Lulu; Jannah, Mizatul; Hidayati, Wahyu; Away, Romy Dwipa Yamesa; Sari, Trisna Kumala
SPIN JURNAL KIMIA & PENDIDIKAN KIMIA Vol. 7 No. 1 (2025): January - June 2025
Publisher : UIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/spin.v7i1.13442

Abstract

Penelitian ini mengevaluasi efektivitas bubuk bambu yang diolah menjadi karbon aktif untuk meregenerasi minyak jelantah menggunakan tiga metode: tanpa perlakuan panas tinggi, aktivasi konvensional, dan aktivasi furnace. Aktivasi dengan KOH meningkatkan porositas dan luas permukaan. Parameter utama yang dianalisis meliputi kadar air, asam lemak bebas (FFA), dan bilangan peroksida (PV). Hasil penelitian menunjukkan bahwa arang aktif metode furnace memiliki kinerja terbaik, menghasilkan kadar air 0,05%, memenuhi SNI 7709:2019 (< 0,1 %). Sebaliknya metode konvensional dan serbuk bambu menghasilkan kadar air masing-masing sebesar 0,12% dan 0,66%. Kandungan FFA terendah sebesar 0,23 % juga terdapat pada arang aktif tungku memenuhi SNI 01-3741 2002 (<0,3%). Selain itu, bilangan peroksida yang dihasilkan arang aktif dengan metode furnace adalah 6,3 mek O2/kg, lebih baik dibandingkan metode konvensional (9,7 mek O2/kg) dan bubuk bambu (13,3 mek O2/kg), keduanya memenuhi SNI No. 01-3741-2013 (< mek 10 O2/kg). Kinerja arang aktif dengan metode furnace unggul disebabkan oleh porositasnya yang optimal, peningkatan kandungan karbon aktif, sifat hidrofobik, dan kemampuan interaksi dengan pengotor. Oleh karena itu, arang bambu yang diaktifkan dengan metode furnace menunjukkan potensi sebagai adsorben yang efektif untuk meregenerasi minyak jelantah.   This research evaluates the effectiveness of bamboo powder processed into activated carbon for regenerating used cooking oil using three methods: no high heat treatment, conventional activation, and furnace activation. The activation with KOH enhances porosity and surface area. Key parameters analyzed included water content, free fatty acids (FFA), and peroxide value (PV). The results indicated that furnace-activated charcoal performed best, yielding an oil content of 0.05%, which is compliant with SNI 7709:2019 (<0.1%). In contrast, conventional and bamboo powder methods produced water contents of 0.12% and 0.66%, respectively. The lowest FFA content of 0.23% was found in the furnace-activated charcoal, which meets the SNI 01-3741-2002 standard (<0.3%). Additionally, the peroxide value was 6.3 meq O2/kg, which is lower than the conventional method (9.7 meq O2/kg) and bamboo powder (13.3 meq O2/kg), both of which meet SNI No. 01-3741-2013 (<10 meq O2/kg). The furnace-activated charcoal's superior performance is attributed to its optimal porosity, increased active carbon content, hydrophobic properties, and interaction capabilities with impurities. Thus, furnace-activated bamboo charcoal shows promise as an effective adsorbent for regenerating used cooking oil.