Penelitian ini menganalisis potensi sektor ekonomi dan kinerja keuangan Kabupaten Mamasa periode 2019-2022. Sebagai kabupaten di dataran tinggi tanpa garis pantai di Provinsi Sulawesi Barat, Mamasa memiliki karakteristik geografis dan ekonomi yang unik, menjadikan analisis potensi ekonomi dan kinerja keuangannya penting untuk pengembangan daerah berkelanjutan. Penelitian bertujuan mengidentifikasi sektor ekonomi unggulan, menganalisis kinerja keuangan daerah, mengkaji hubungan antara keduanya, serta merumuskan rekomendasi strategi pengembangan. Pendekatan deskriptif kuantitatif digunakan dengan data sekunder dari BPS dan Laporan Realisasi APBD. Analisis data dilakukan melalui Location Quotient, Tipologi Klassen, dan rasio keuangan daerah. Hasil penelitian menunjukkan Kabupaten Mamasa berada pada kuadran 4 (daerah dengan pertumbuhan ekonomi rendah namun PDRB perkapita tinggi). Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menjadi kontributor utama PDRB (35,6%) dan merupakan sektor basis (LQ>1) bersama sektor perdagangan, jasa keuangan, real estat, dan jasa kesehatan. Kinerja keuangan menunjukkan peningkatan positif dengan rasio kemandirian keuangan meningkat dari 29,81% (2019) menjadi 30,81% (2022). Namun, rasio ketergantungan keuangan masih tinggi (69,19%), mengindikasikan kontribusi sektor ekonomi terhadap PAD belum optimal. Disimpulkan bahwa pengembangan sektor ekonomi unggulan dan diversifikasi ekonomi melalui peningkatan nilai tambah produk dapat mendorong kemandirian keuangan daerah. Direkomendasikan strategi modernisasi pertanian, pengembangan pariwisata, optimalisasi pengelolaan aset daerah, peningkatan infrastruktur, dan penguatan kerja sama antar daerah untuk mengoptimalkan potensi ekonomi dan meningkatkan kinerja keuangan Kabupaten Mamasa.