Autisme merupakan gangguan perkembangan yang ditandai dengan adanya hambatan dalam komunikasi, interaksi sosial, perilaku terbatas dan berulang. Kurangnya pemahaman masyarakat khususnya calon orang tua menjadi tantangan dalam pengasuhan anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD). Program “Autism Odyssey” merupakan psikoedukasi berbasis media sosial Instagram yang bertujuan menyajikan informasi melalui berbagai format konten seperti postingan feeds,video reels, wawancara bersama psikolog dan dosen, serta sesi Ask the Expert. Evaluasi dilakukan menggunakan pendekatan formatif dan sumatif dengan post test yang diikuti oleh 24 partisipan. Hasil menunjukkan peningkatan pemahaman, dimana 95,8% peserta menjawab benar kriteria diagnosis autisme dan 83,3% memahami perbedaan antara Autism Spectrum Disorder (ASD) dan Autism Spectrum Condition (ASC). Mayoritas peserta menilai konten mudah dipahami (62,5%), menarik (58,3%), dan bermanfaat (66,7%). Tidak hanya berdampak secara kognitif, program ini juga mendorong perubahan sikap audiens dari rasa kasihan menjadi empati serta meningkatkan motivasi untuk mendukung individu dengan autisme. Tingginya interaksi yang ditunjukkan melalui jumlah likes, views, dan respon positif mengindikasikan bahwa media sosial dapat menjadi sarana efektif untuk menyampaikan informasi psikologis secara menarik, ringkas, dan inklusif. Selain itu, penyampaian konten secara berkala dan melibatkan narasumber profesional turut meningkatkan kepercayaan audiens terhadap validitas informasi. Program psikoedukasi ini terbukti menjadi sarana tepat dalam menjangkau masyarakat luas, membangun kesadaran, serta mengurangi stigma terhadap individu dengan autisme dalam lingkungan sosial.