Penelitian ini mempunyai tujuan 1) Bagai mana peran dakwah penuluh agama dalam menyikapi tradisi ziarah ke Makam Syeh Abdurrahim Kamaluddin. 2) Bagai mana metode dakwah penyuluh agama kepada masyarakat di kecamatan Binuang pada tradisi nazar ziarah ke Makam Syeh Abdurrahim Kamaluddin. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan data melalui wawancara mendalam dengan pihak terkait seperti: masyarakat kecamatan binuanng, masyarakat pulau salama, imam masjid pulasama, dan penyulu agama kcamata binuang. Hasil penelitian ini mempunyai maksud 1) Dalam perannya, dakwah penyuluh agama membuat tradisi ziarah makam lebih bermakna sesuai dengan nilai-nilai keagamaan. Mereka menjelaskan makna mendalam dari ziarah kubur, mengingatkan akan pentingnya akhirat, dan mendorong orang untuk berkontemplasi. Hal ini memberikan dimensi spiritual yang lebih kaya dalam setiap langkah ziarah. Sebagai hasilnya, ziarah kubur bukan hanya rutinitas adat, tetapi kesempatan untuk merenungkan makna hidup dan mendalami hubungan dengan Tuhan. Dengan demikian, dakwah penyuluh agama memberikan nilai tambah penting kepada tradisi ziarah makam, memungkinkan penghormatan kepada yang telah meninggal sekaligus memperkuat komitmen terhadap nilai-nilai keagamaan yang sejati. 2) Kesimpulan akhirnya adalah bahwa dalam konteks metode dakwah oleh penyuluh agama terkait tradisi ziarah makam, pendekatan yang menggabungkan penghormatan terhadap tradisi dan penyampaian ajaran agama menjadi langkah yang sangat penting. Dengan menjaga keseimbangan yang harmonis antara agama dan budaya, penyuluh agama yang menghormati identitas masyarakat dalam tradisi mereka mendapatkan respons positif. Pendekatan ini membuka jalan untuk lebih banyak orang menerima pesan-pesan agama sambil tetap mempertahankan nilai-nilai budaya lokal yang berharga. Dalam kesimpulannya Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dakwah penyuluh agama memiliki peran penting dalam meningkatkan makna tradisi ziarah makam dengan menjelaskan aspek-aspek keagamaan, mengingatkan tentang akhirat, dan mendorong kontemplasi spiritual. Dalam konteks ini, ziarah makam tidak lagi hanya menjadi rutinitas budaya, tetapi menjadi kesempatan untuk merenungkan makna hidup dan menguatkan ikatan dengan Tuhan.