Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pemanfaatan Energi Geothermal dalam Perspektif Etika Linkungan Meng Zi: Menuju Keharmonisan Manusia dan Alam Selestianus Bhago Raso; Pasi, Yohanes Eufo Jawa; Mbake, Yohanes Nelson
Jurnal Riset Rumpun Ilmu Sosial, Politik dan Humaniora Vol. 4 No. 3 (2025): JURRISH: Jurnal Riset Rumpun Ilmu Sosial, Politik dan Humaniora
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurrish.v4i3.5103

Abstract

The utilization of geothermal energy as a renewable energy source is growing in an effort to reduce dependence on fossil energy and its negative impact on the environment. However, the exploitation of this natural resource still contains potential ecological risks if not managed wisely. This article examines the use of geothermal energy through the perspective of the environmental ethics of Meng Zi (Mencius), a classical Confucian philosopher, who emphasized harmony between humans and nature. Meng Zi's ethical approach highlights the importance of virtue, moderation and respect for the natural order in every human activity, including energy management. Through a philosophical-critical study, this article shows that the application of Meng Zi's environmental ethics can provide a moral foundation for sustainable and equitable geothermal exploration policies and practices. Thus, the synergy between modern technology and classical ethical wisdom is key to realizing ecological sustainability and harmony.
Phubbing vs Relationship Membongkar Masalah Komunikasi Sosial dalam Terang Dialegtika Hegel Piru, Yeremias; Mbake, Yohanes Nelson; Pasi, Yohanes Eufo Djawa; Kedang, Petrus Alexander Jogo
ARMADA : Jurnal Penelitian Multidisiplin Vol. 2 No. 5 (2024): ARMADA : Jurnal Penelitian Multidisplin, Mei 2024
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/armada.v2i5.1312

Abstract

Komunikasi dewasa ini menjadi satu topik hangat yang selalu digaungkan di Abad 21. Dalam berbagai diskusi para cendekiawan, komunikasi sosial dilihat sebagai satu masalah serius dewasa ini. Tak dapat disangkal, etika berkomunikasi dewasa ini memiliki perubahan yang sangat jauh dari peradaban komunikasi sebelumnya. Manusia terjabak dalam disrupsi digital, sehingga kebijaksanaan manusia menjadi hilang ketika tenggelam dalam dunia digital. Sejalan dengan itu, gereja melalui Paus Fransiskus melanggengkan masalah disrupsi digital dengan gaungan profetisnya mengenai kebijaksanaan hati manusia. Terlepas dari itu, Paus Fransiskus berefleksi bahwa krisis kemanusiaan bertolak belakang dengan kekayaan rasio manusia akan teknologi. Perbedaan yang sangat kontras ini melahirkan suatu konsepsi baru: Manusia Kehilangan Kebijaksanaan. Sejalan dengan pesan profetis Paus Fransiskus, kelompok secara sadar mencoba mengangkat masalah Phubbing sebagai satu bentuk masalah humanisme yang terjadi di kalangan kaum muda. Phubbing adalah satu fenomena baru serentak menjadi ‘penyakit sosial‘. Disini, Phubbing dilihat sebagai bentuk krisis kemanusiaan yang baru dimana komunikasi menjadi semakin sulit dipahami berdasarkan arti harafiah. Kelompok coba membingkai tema ini dengan mencoba melihat bagaimana maksud Hegel menggambarkan dialegtika. Hegel sendiri berusaha menjelaskan dialegtikanya yang ia runut dari yang terendah menuju satu hasil dialegtika yang mendamaikan antara konsepsi pemikir satu dan pemikir yang lain. Artinya, secara implisit, Hegel mencoba menjelaskan bagaimana komunikasi dijadikan sebagai bentuk diskusi filosofis sekaligus melanggengkan maksud kedua subjek agar maksud dan tujuan tersampaikan. Lalu, bagaimana dengan perkembangan teknologi? Apakah secara tak langsung ia membatas ruang gerak manusia dalam berinteraksi? Ataukah sebaliknya, ia malah membangun sebuah dialegtika yang sama sekali baru di Abad 21? Karena itu, melalui tulisan ini, kelompok coba memantik kita untuk sejenak berdiskusi lebih jauh mengenai sistem komunikasi kita di abad 21. Phubbing adalah bentuk komunikasi baru yang harus didalami, tidak bermaksud menghilangkan. Karena itu, bagaimana kita memahami Phubbing sebagai satu bentuk penyakit sosial?
Membangun Komunitas Calon Imam di Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret Berdasarkan Kasih Persaudaraan: Tinjauan Perspektif Injil Yohanes 13:34-35 Mbake, Yohanes Nelson; Batu, Marselinus
ARMADA : Jurnal Penelitian Multidisiplin Vol. 2 No. 5 (2024): ARMADA : Jurnal Penelitian Multidisplin, Mei 2024
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/armada.v2i5.1316

Abstract

Kasih persaudaraan sejati menjadi nilai yang sangat fundamental dalam kehidupan bersama. Memupuk rasa persaudaraan menjadikan kita sebagai makhluk sosial sejati untuk memberi diri bermakna bagi sesama. Kekuatan menjalani panggilan menjadi sangat bernilai apabila menjalani secara bersama-sama. Intensi dari sebuah kebersamaan itu nampak apabila kita mampu memaknai kasih melalui tindakan nyata yang mengarahkan diri seluruhnya pada kehendak Allah. Rasa peduli, bersikap terbuka dan toleransi serta rendah hati merupakan hal yang sangat substansial dalam kebersamaan karena hal-hal semacam itu sangat urgen dalm membentuk kasih persaudaraan kita untuk membangun sebuah komunitas. Komunitas ritapiret menjadi tempat berteduh bagi para kaum terpanggil. Pada komunitas ini, para calon imam berkumpul bersama untuk berproses, memformasi diri sebagai calon yang memiliki kewibawaan, kebijakan, serta punya rasa tanggung jawab yang terhadap saudara sepanggilan dan juga kepada Tuhan. Hal ini sejalan dengan pesan profetis Paus Fransiskus yang dengan tegas menyatakan kasih Kristus menuntut kita untuk melepaskan diri dari segala bentuk egoisme dan persaingan; dan mendorong kita pada sebuah persekutuan universal dan memanggil kita membentuk satu komunitas yang menerima dan saling menjaga satu sama lain. Refleksi agung Paus Fransiskus ini tentu menjadi arahan dan atau rujukan pada kita untuk selalu memaknai kasih persaudaraan dalam kehidupan dan bersama-sama membentuk dan membangun sebuah komunitas.