Pemahaman saat ini mengenai Sistem Pengendalian Lalu Lintas Area (ATCS) terpusat yang berasal dari model Barat tidak sesuai dengan kondisi sosial geografis wilayah perkotaan di Indonesia. Sistem yang ada saat ini mengalami kerusakan mendasar yang disebabkan oleh tantangan teknologi dan keterbatasan anggaran serta kerangka kerja arsitektur yang tidak dapat beradaptasi dengan konteks tertentu. Kerangka kerja Adaptive Distributed Intelligence Network (ADIN) mengusulkan model swarm intelligence yang terinspirasi oleh bio-inspired yang terdesentralisasi yang menggantikan sistem kontrol terpusat tradisional. Desain ADIN memungkinkan setiap persimpangan beroperasi secara independen sebagai simpul cerdas yang membangun komunikasi peer-to-peer untuk membangun jaringan lalu lintas yang tangguh dan dapat mengatur dirinya sendiri. Kerangka kerja ini mengintegrasikan tiga pilar utama: (1) arsitektur teknis terdesentralisasi yang menggunakan swarm intelligence dan IoT berbasis komunitas, (2) penerapan prinsip-prinsip kognitif manusia dari dunia penerbangan untuk meningkatkan kinerja operator, dan (3) lapisan sosio-teknis yang menggunakan blockchain untuk transparansi dalam rangka membangun kembali kepercayaan publik. Analisis tantangan kota berbasis kepulauan dan sungai di Banjarmasin menunjukkan bahwa kerangka kerja ADIN memberikan skalabilitas yang unggul serta keberlanjutan dan ketahanan. Indonesia dapat menjadi pelopor di dunia dalam pengembangan sistem transportasi cerdas dengan mengadopsi pendekatan baru ini yang dapat mengatasi masalah lalu lintas yang terus berlanjut dan memajukan solusi berbasis konteks.