Fenomena meningkatnya polarisasi sosial, ekstremisme berbasis agama, dan krisis moral di masyarakat modern menandakan urgensi revitalisasi nilai-nilai etika Qur’ani dalam ranah publik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep tawadhu’ (kerendahan hati) dan tasamuh (toleransi) dalam Al-Qur’an melalui pendekatan tematik terhadap tafsir Syajarat al-Maʿārif karya Izz al-Dīn bin ʿAbd al-Salām, dengan fokus pada relasi konseptual keduanya dalam membentuk karakter sosial umat Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka, di mana data primer diperoleh dari teks Syajarat al-Maʿārif dan ayat-ayat Al-Qur’an terkait, sedangkan data sekunder dihimpun dari literatur tafsir klasik, kontemporer, serta kajian etika Islam. Teknik analisis data dilakukan melalui tafsir maudhū‘ī untuk membangun sintesis makna dari ayat-ayat QS Al-Furqan: 63, Ali ‘Imran: 159, Luqman: 18–19, dan Al-Hujurat: 13. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tawadhu’ berperan sebagai fondasi kesadaran spiritual yang menolak arogansi, sementara tasamuh merupakan manifestasi sosial dari sikap empatik dan keterbukaan terhadap perbedaan. Keduanya memiliki hubungan saling menguatkan dalam membentuk tatanan masyarakat yang inklusif dan moderat. Simpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa pemikiran Izz al-Dīn memberikan kontribusi teoretis berupa kerangka tafsir etika transformatif yang kontekstual, serta kontribusi praktis dalam penguatan pendidikan karakter, resolusi konflik sosial, dan moderasi beragama di era kontemporer.