Abstract. Curcumin is a natural compound from Curcuma longa with known antibacterial, antioxidant, and anti-inflammatory properties. However, its therapeutic use is limited due to poor water solubility and low bioavailability. One strategy to improve its biological performance is by conjugation with amino acids. This study aimed to synthesize curcumin conjugates with arginine, alanine, and leucine using Steglich esterification with DMAP and DCC. Conjugation with arginine and alanine was unsuccessful, likely due to solubility issues, steric hindrance or instability of functional groups. In contrast, the curcumin–leucine conjugate was successfully synthesized in dioxane, yielding a crude product with a 2,4% yield. High-resolution mass spectrometry (HRMS) confirmed the product with a [M–H]+ peak at m/z 580,2551, consistent with the theoretical mass of curcumin–leucine–Boc. Antibacterial activity against Escherichia coli was tested using the microdilution method, but no inhibitory effect was observed at test concentrations ≤1500 ppm. Abstrak. Kurkumin merupakan senyawa aktif alami dari Curcuma longa yang dikenal memiliki aktivitas biologis seperti antibakteri, antioksidan, dan antiinflamasi. Namun, penggunaannya secara terapeutik masih terbatas karena kelarutannya yang rendah dalam air dan bioavailabilitas yang buruk. Salah satu pendekatan untuk meningkatkan efektivitas biologisnya adalah melalui konjugasi dengan asam amino. Dalam penelitian ini, dilakukan upaya sintesis konjugat antara kurkumin dengan tiga jenis asam amino, yaitu arginin, alanin, dan leusin, menggunakan metode esterifikasi Steglich dengan katalis DMAP dan aktivator DCC. Konjugasi kurkumin–arginin dan kurkumin–alanin tidak berhasil dilakukan, diduga akibat faktor ketidaklarutan reaktan, hambatan sterik atau ketidakstabilan gugus fungsional dalam kondisi reaksi. Sementara itu, sintesis konjugat kurkumin–leusin berhasil dilakukan dalam pelarut dioksana, dan menghasilkan senyawa dalam bentuk krud dengan rendemen sebesar 2,4%. Hasil karakterisasi menggunakan spektrometer massa resolusi tinggi (HRMS) menunjukkan puncak molekul [M-H]+ pada m/z 580,2551, sesuai dengan massa teoritis konjugat kurkumin–leusin–Boc. Uji aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli dilakukan dengan metode mikrodilusi, namun tidak menunjukkan adanya penghambatan pada konsentrasi uji ≤1500 ppm.