Konsumsi listrik perkapita di Indonesia meningkat setiap tahunnya. Peningkatan konsumsi listrik ini mempengaruhi sistem pemasokan kelistrikan, sehingga memberikan dampak yang besar ketika terjadi gangguan. Salah satu permasalahan yang terjadi dari saluran distribusi yaitu gangguan hubung singkat yang mempengaruhi tingkat keandalan. Bertambahnya arus gangguan mempengaruhi kinerja proteksi terutama fuse cut out sebagai alat pemutus rangkaian yang sering digunakan ketika terjadi arus lebih. Tentunya, ini memberikan dampak pada recloser yang digunakan untuk koordinasi fuse saving. Koordinasi proteksi ini tidak lepas dari hubungan penentuan setting proteksi. Nilai setting time dial pada waktu kerja relai recloser yang tepat akan menciptakan keamanan pada fuse. Namun, fuse yang diamankan memiliki jumlah yang banyak, sehingga timbul ketidakpastian dalam menentukan setting. Pendekatan yang memungkinkan adalah dengan menggunakan metode fuzzy mamdani untuk menghasilkan setting yang tepat. Media yang digunakan dalam penelitian sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam masukan setting. Dengan demikian, jaringan IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) 34 node test feeder yang telah divalidasi dengan nilai rata-rata error sebesar 2,3% simulasi load flow analysis digunakan sebagai media penelitian. Metode Fuzzy Mamdani dalam penelitian ini membuktikan bahwa metode ini dapat meningkatkan keandalan proteksi pada jaringan distribusi listrik. Nilai kesalahan waktu kerja operasi proteksi perbandingan perhitungan dengan simulasi dari Matlab sebesar 14,52% untuk Overcurrent Relay dan 12,72% untuk Ground Fault Relay. Penggunaan metode fuzzy mamdani dalam melakukan menentukan nilai setting time dial (Time Multiple Setting) recloser pada koordinasi proteksi recloser dan fuse menghasilkan koordinasi yang baik saat terjadi gangguan hubung singkat dengan pengaman kurva koodinasi proteksi pada batasan pengamanan fuse.