Dinas Lingkungan Hidup melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas Lingkungan Hidup (UPTD LH) Kecamatan Jatisampurna bertanggung jawab untuk mengelola pengangkutan sampah rumah tangga di wilayah Kecamatan Jatisampurna. Pengangkutan sampah dilakukan dengan dua metode. Metode pertama adalah pengumpulan dari rumah ke rumah dan dibuang ke TPA Sumur Batu setelah kontainer penuh. Metode kedua adalah pengumpulan dari dua stasiun pemindahan yang disebut stasiun Betawi Permai dan stasiun Bumi Eraska, dimana sampah dikumpulkan dari rumah ke rumah oleh petugas dari daerah sekitar kedua stasiun pemindahan tersebut sebelum diangkut ke TPA Sumur Batu. Berdasarkan kedua metode tersebut, UPTD LH membutuhkan sembilan truk sampah untuk mengelola layanan pembuangan sampah dan berencana untuk menambah jumlah stasiun transfer untuk meningkatkan layanan. Pemerintah daerah menyetujui pembangunan tambahan sebanyak tujuh stasiun transfer. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari rute optimal untuk mendapatkan total biaya pengangkutan sampah rumah tangga yang minimum. Beberapa penelitian dan metodologi telah diusulkan dengan metode Vehicle Routing Problem (VRP) seperti bagaimana menganalisis rute pengangkutan sampah kota yang sudah ada untuk dioptimalkan dengan metode Branch and Bones dan metodologi lain seperti Traveling Salesmen Problem namun masih dalam permasalahan yang serupa. Pada penelitian ini, kami mengembangkan Vehicle Routing Problem dengan metode Time Windows dan Nearest Insertion Heuristic untuk menentukan rute terbaik dari sembilan stasiun transfer yang dapat dioptimalkan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan 5 rute yang optimal. Total biaya yang dikeluarkan untuk operasional pengangkutan sampah adalah sebesar Rp. 78.667.627.6/bulan. Rute optimal ini dapat mengurangi penggunaan kendaraan dari sembilan truk menjadi lima truk atau mengurangi emisi gas buang sebesar 45%.