Saniy, Farah Haliyon
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Konstruksi Identitas Manusia dalam Al-Qur'an: Analisis Semantik terhadap Istilah-Istilah Kunci dan Konteks Sosio-Spiritualnya Saniy, Farah Haliyon; Nurusshobah, Nurusshobah; Affandi, Ahmad Khairul
Peradaban Journal of Religion and Society Vol. 4 No. 2 (2025)
Publisher : Pustaka Peradaban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59001/pjrs.v4i2.334

Abstract

This study analyzes the construction of human identity in the Qur'an, engaging in a critical dialogue with the Western anthropocentric paradigm. While modern Western thought often positions humanity at the center of reality, reducing it to mere biological and rational dimensions, this research demonstrates how the Qur'an offers a more holistic perspective. Employing a qualitative approach and analytical methods, the study examines key Qur'anic terms for humans: insān, basyar, an-nās, and banī Ādam. The findings reveal that the Qur'an views humans not merely as biological beings, but as rational entities with moral and social responsibilities. The term insān portrays humans as weak and forgetful, basyar emphasizes biological aspects, an-nās signifies social beings, and banī Ādam underscores human dignity and acknowledgment of God. This critique of anthropocentrism is supported by the principles of tawḥīd (unity of creation) and mīzān (balance), asserting that humans are an integral part of the cosmic system. Human identity in the Qur'an is defined by the capacity to fulfill the divine amanah (trust) and maintain ecological harmony ethically, providing a foundation for a more responsible and sustainable self-understanding. Penelitian ini menganalisis konstruksi identitas manusia dalam Al-Qur’an dan menempatkannya dalam dialog kritis dengan paradigma antroposentris Barat. Jika pemikiran Barat modern sering kali menempatkan manusia sebagai pusat realitas dan mereduksinya pada dimensi biologis serta rasional semata, penelitian ini menunjukkan bagaimana Al-Qur’an menawarkan pandangan yang lebih holistik. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis untuk mengkaji istilah-istilah kunci Al-Qur’an untuk manusia (insān, basyar, an-nās, dan banī Ādam). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Al-Qur’an tidak sekadar menyebut manusia sebagai makhluk biologis, tetapi juga sebagai makhluk berakal yang memiliki tanggung jawab moral dan sosial. Istilah insān menggambarkan manusia sebagai makhluk yang lemah dan pelupa, basyar menekankan aspek biologis, an-nās menunjukkan manusia sebagai makhluk sosial, dan banī Ādam menggarisbawahi nilai kemanusiaan serta pengakuan terhadap Tuhan. Kritik ini didukung oleh prinsip tawḥīd (kesatuan ciptaan) dan mīzān (keseimbangan), yang menegaskan bahwa manusia adalah bagian integral dari sistem kosmik. Identitas manusia dalam Al-Qur’an didefinisikan oleh kesanggupan menjalankan amanah Ilahi dan menjaga harmoni ekologis secara etis, memberikan landasan untuk pemahaman diri yang lebih bertanggung jawab dan berkelanjutan.