<![CDATA[Manajemen laba merupakan praktik yang sering dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi laporan keuangandemi mencapai tujuan tertentu, seperti meningkatkan citra perusahaan atau memenuhi target kinerja. Tujuan penelitianini adalah untuk mempelajari bagaimana manajemen laba perusahaan sektor energi yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia (BEI) selama periode 2018–2022 dipengaruhi oleh financial distress, cash holding, dan profitabilitas. Studiini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan regresi berganda untuk menguji hubungan antara variabelindependen dan variabel dependen. Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari laporan keuangan tahunanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Untuk mengukur tingkat financial distress, model Altmandigunakan; cash holding dihitung dengan menghitung rasio kas terhadap total aset, dan profitabilitas dihitung denganmenghitung return on assets (ROA). Penelitian ini menunjukkan bahwa financial distress, cash holding, danprofitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Ini mendorong investor dan regulatoruntuk mempertimbangkan praktik manajemen laba di perusahaan energi, terutama yang menghadapi tekanankeuangan atau memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi. Selain itu, studi ini juga menekankan pentingnyapengawasan yang lebih ketat terhadap praktik pelaporan keuangan di sektor energi. Kata Kunci-financial distress, cash holding, profitabilitas, manajemen laba, perusahaan energi, Bursa Efek Indonesia]]>
