This study aims to describe the role of the Kaum Ibu Al-Mukhlisin religious gathering program in preventing stunting among families of garment factory workers in Medan Denai District. A qualitative descriptive method was employed, with data collected through observation, interviews, and documentation. The research subjects consisted of ten active members of the group, including five core administrators and five mothers working as garment factory employees. The results show that the program has had an initial positive impact on raising awareness among mothers regarding stunting prevention. Internally, socialization activities have been implemented with a participation rate of 60%, although comprehension of the educational material remains uneven. Externally, challenges persist in family nutrition patterns, mothers’ understanding of stunting, and children’s growth conditions. Nevertheless, behavioral changes observed among the factory-working mothers such as increased attention to children’s nutrition and home cleanliness indicate the initial success of the educational initiatives integrated into religious activities. Therefore, the perwiritan (Islamic women’s gathering) has significant potential as a strategic community-based platform to support stunting prevention efforts. Keywords: religious gathering, stunting, garment worker mothers, religious-based education, stunting prevention Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran Program Perwiritan Kaum Ibu Al-Mukhlisin dalam upaya pencegahan stunting di kalangan keluarga karyawan konveksi di Kecamatan Medan Denai. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian terdiri dari sepuluh anggota aktif perwiritan, yaitu lima orang pengurus inti dan lima orang ibu yang bekerja sebagai karyawan konveksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program perwiritan telah memberikan kontribusi positif awal terhadap peningkatan kesadaran ibu-ibu dalam mencegah stunting. Secara internal, kegiatan sosialisasi telah berjalan dengan tingkat partisipasi mencapai 60%, namun pemahaman terhadap materi edukatif masih terbagi rata. Sementara itu, secara eksternal masih ditemukan tantangan dalam pola konsumsi gizi, tingkat pemahaman tentang stunting, serta kondisi pertumbuhan anak yang belum optimal. Meskipun demikian, perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh ibu-ibu karyawan konveksi, seperti meningkatnya perhatian terhadap asupan gizi anak dan kebersihan lingkungan, menjadi indikator keberhasilan awal dari program edukasi yang dikemas dalam bentuk kegiatan keagamaan. Dengan demikian, perwiritan memiliki potensi sebagai sarana strategis dalam mendukung program pencegahan stunting berbasis komunitas. Kata kunci: perwiritan, stunting, ibu karyawan konveksi, edukasi keagamaan, pencegahan stunting