Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

English to Indonesian Interference in Tiktok Commentaries Widyadhana Nur Hidayat; Sri Raini; Elisa Aulia; Elsa Salsabila; Iis Lisnawati
Jurnal Disastri (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Vol 7 No 2 (2025): Jurnal Disastri: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33752/disastri.v7i2.8958

Abstract

The objective of this study is to examine the manifestations and underlying causes of English to Indonesian interference in TikTok comments from a psycholinguistic perspective, with implications for Indonesian language education in the digital era. The focus on linguistic interference, encompassing lexical, grammatical, and phonological dimensions, is predicated on its reflection of the cognitive dynamics exhibited by bilingual speakers in the context of digital communication. The research employed a qualitative approach, utilizing a content analysis design to examine 50 comments from 10 popular TikTok videos in Indonesia (with a minimum of 50,000 views and 5,000 interactions) uploaded between January and April 2025. The data were collected manually through purposive sampling based on the criteria of comments containing English elements. The data were then analyzed with guidelines based on Weinreich's (1953) framework, and the results were validated through researcher triangulation (Cohen's Kappa coefficient = 0.85). The results indicated that 100% of the comments exhibited interference, with distribution: lexical (56.8%), phonological (16.2%), syntactic (16.2%), and morphological (10.8%) interference. Lexical interference, exemplified by words such as "relate," "exactly," and "post," has become a predominant phenomenon in digital culture, largely attributable to the efficiency of digital communication. The context of the video, which can be categorized as educational, motivational, or entertainment, influences the type of interference observed. Lexical interference is more prevalent in educational videos, while syntactic interference is more common in entertainment videos. The findings support the Bilingual Interactive Activation Model (Dijkstra & Van Heuven, 2002), demonstrating the simultaneous activation of English and Indonesian in speakers' minds. This research underscores the necessity for Indonesian language teaching strategies that are responsive to digital bilingualism. Keywords : language interference, psycholinguistics, TikTok, bilingualism
Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Delima (Punica granatum L.) terhadap Escherichia coli Atika Adiputri; Elisa Aulia; Fadilla Afani; Syamsurizal
Biology and Biology Education Journal Vol. 2 No. 02 (2025): Volume 02 Nomor 02 (September 2025)
Publisher : PT. Ininnawa Paramacitra Edukasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62330/bioteach.v2i02.172

Abstract

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri masih sering ditemukan di Indonesia, salah satunya disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Pengobatan untuk penyakit ini dapat dilakukan dengan menggunakan antibakteri yang terkandung dalam kulit buah delima (Punica granatum L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah ekstrak kulit buah delima memiliki aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli, menentukan konsentrasi hambat minimum (KHM) dari ekstrak tersebut serta kombinasinya terhadap Escherichia coli, dan mengidentifikasi konsentrasi efektif ekstrak kulit buah delima yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengamati pengaruh yang muncul akibat perlakuan tertentu. Pengujian dilakukan pada ekstrak kulit buah delima dengan konsentrasi 25%, 30%, 35%, 40%, serta kontrol yang diuji terhadap bakteri Escherichia coli. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pada konsentrasi 25% tidak terdapat zona hambat, yang berarti konsentrasi tersebut tidak efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Sebaliknya, pada konsentrasi 30%, 35%, 40%, dan kontrol, terbentuk zona hambat yang menunjukkan bahwa konsentrasi tersebut mampu menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa zona hambat terbesar ditemukan pada konsentrasi 40%, dengan ukuran zona hambat mencapai 9,41 mm.