Pertumbuhan jumlah penduduk di kota metropolitan menimbulkan tantangan besar dalam pengelolaan sampah, yang secara langsung berdampak terhadap peningkatan risiko paparan vektor penyakit dan zoonosis. Tumpukan sampah, terutama organik dan anorganik yang tidak terkelola, menjadi habitat ideal bagi vektor seperti nyamuk, lalat, dan tikus. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas program pengelolaan sampah terpadu dalam menurunkan risiko paparan vektor penyakit di Kota Tangerang. Metode yang digunakan adalah campuran kuantitatif dan kualitatif, melalui evaluasi data timbulan sampah, pelaksanaan program 3R, partisipasi masyarakat, serta dampak intervensi berbasis komunitas. Hasil studi menunjukkan bahwa program pengelolaan sampah terpadu mampu menurunkan volume sampah ke TPA hingga 224.141 ton pada 2024 dan mengurangi habitat vektor secara signifikan di wilayah permukiman yang aktif menjalankan program tersebut. Edukasi lingkungan dan pelibatan masyarakat terbukti meningkatkan kesadaran dan praktik pengelolaan sampah mandiri. Meskipun demikian, tantangan masih dihadapi berupa keterbatasan infrastruktur, minimnya armada angkut, dan belum optimalnya partisipasi masyarakat. Studi ini merekomendasikan peningkatan fasilitas pendukung, penguatan edukasi berkelanjutan, serta sinergi lintas sektor untuk memastikan keberlanjutan program pengelolaan sampah terpadu yang efektif dalam mengendalikan risiko penyakit berbasis lingkungan.