Studi mengungkapkan bahwa penerapan gabungan antara model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL) dan pendekatan Teaching at The Right Level (TaRL) memberikan hasil yang efektif, terjadi peningkatan dalam performa belajar siswa. Evaluasi melalui tes diagnostik kognitif mengungkapkan adanya kesenjangan yang nyata antara siswa dengan tingkat pengetahuan tinggi, jika dibandingkan dengan peserta yang pemahamannya terbatas. Perbedaan kemampuan kognitif ini terlihat jelas dan bermakna secara statistik. Hasil observasi terkait budaya belajar siswa ditemukan siswa yang tidak aktif dan tidak memiliki inisiatif mencari tahu mengenai konsep yang masih belum dikuasai, siswa dapat bertanya kepada guru atau teman yang sudah mengerti. Ini menyebabkan hasil belajar yang tidak optimal. Peneliti melakukan tahap merancang, melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan di siklus I. Berdasarkan hasil tes diagnostik, siswa diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok: tinggi, menengah, dan rendah. Kelompok-kelompok ini, siswa dibagi secara homogen dalam satu kelompok, dengan guru memberikan pendampingan lebih pada kelompok sedang dan rendah. Nilai asesmen siswa naik pada Siklus I, dengan 67% melampaui batas ketuntasan belajar. Setelah penyesuaian modul ajar berdasarkan temuan pada siklus pertama, pelaksanaan siklus kedua memperlihatkan nilai yang meningkat. Sebanyak 86% siswa berhasil mencapai nilai di atas kriteria ketuntasan belajar. Temuan ini membuktikan efektivitas keterpaduan model PBL dengan pendekatan TaRL dalam mengembangkan kemampuan siswa untuk menyelesaikan masalah matematika.