Transformasi digital di sektor kesehatan Indonesia mendorong rumah sakit untuk mengimplementasikan Rekam Medis Elektronik (RME) sebagai bagian dari peningkatan mutu layanan. Namun, keberhasilan implementasi RME sangat bergantung pada penerimaan pengguna, khususnya tenaga kesehatan. Untuk itu, Perlu adanya sebuah pengukuran keberhasilan penerapan sistem yang ditinjau dari penerimaan penggunanya. Keberhasilan penerapan RME di Fasyankes akan mempengaruhi efektivitas pelayanan yang nantinya juga akan mempengaruhi mutu pelayanan. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi penerimaan dan penggunaan RME dengan metode Technology Acceptance Model di rumah sakit Indonesia melalui telaah sistematis dan mengacu pada panduan PRISMA 2020. Setelah screening yang dilakukan, dihasilkan 9 artikel yang dipublikasikan antara tahun 2021 hingga 2025, dengan metode kuantitatif dan fokus pada penerapan RME pada rumah sakit di Indonesia. Hasil telaah menunjukkan bahwa variabel perceived usefulness merupakan faktor paling dominan dalam membentuk sikap dan niat penggunaan RME. Sementara itu, perceived ease of use berperan dalam tahap awal penerimaan dan berkorelasi kuat dengan variabel lainnya. Sikap positif terhadap sistem, niat perilaku yang kuat, serta dukungan manajemen terbukti berkontribusi terhadap penggunaan aktual RME. Pengaruh sosial dan dukungan manajemen juga berperan penting dalam meningkatkan adopsi sistem, sementara karakteristik individu tidak terbukti signifikan. Evaluasi berbasis TAM tidak hanya memberikan pemahaman teoretis, tetapi juga menjadi dasar strategis dalam pengembangan kebijakan digitalisasi rumah sakit agar lebih responsif terhadap kebutuhan pengguna dan kondisi di Indonesia.