Biofuel sebagai sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan salah satunya bioetanol sebagai bahan bakar alternatif. Kurangnya pemanfaatan limbah seperti ampas tebu dan tongkol jagung harus dimaksimalkan karena kandungan selulosa dan hemiselulosa yang tinggi karena dapat dijadikan bioetanol dengan menggunakan metode hidrolisis asam encer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi massa ampas tebu dan tongkol jagung terhadap kadar bioetanol dengan rasio perbandingan massa 1:1 dan 1:2, mengetahui pengaruh variasi waktu hidrolisis dan waktu fermentasi terhadap kadar bioetanol. Penelitian ini dilakukan dengan cara preparasi sampel ampas tebu dan tongkol jagung. Kemudian dilanjutkan dengan penimbangan sampel kering ratio 1:1 dan 1:2 dan pelarutan dengan asam sulfat 1% yang akan direaksikan dengan proses Microwave Assisted Hydrolysis dengan variasi waktu hidrolisis 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit dan 25 menit. Hasil hidrolisis dianalisa kadar glukosa dengan metode luff schrool. Setelah didapatkan kadar glukosa optimum dilanjutkan dengan proses fermentasi menggunakan alat fermentasi yang dirakit sendiri dengan variasi waktu fermentasi 1 hari, 2 hari, 3 hari dan 4 hari. Selanjutnya hasil fermentasi dilanjutkan dengan pengujian fisik dan kimia dengan metode Gas Chromatography-Mass Spektroskopis. Dari beberapa proses ini, kadar glukosa tertinggi pada ratio 1:2 menit ke-25 yakni 2,19% dan yield bioetanol ampas tebu dan tongkol jagung yang diperoleh tertinggi pada hari ke-4 sebesar 5,55%. Dari hasil analisa menggunakan metode GC-MS, limbah ampas tebu dan tongkol jagung tidak memenuhi syarat untuk pembuatan bioetanol berdasarkan SNI 27-0001-2006.