Penyakit ginjal kronik (PGK) masih menjadi masalah kesehatan internasional yang semakin meningkat di banyak negara. Jumlah kasus gagal ginjal di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 1.602.059 (0,74%) jiwa, dan pada tahun 2021 mencapai 1.417.104 (0,52%). Pasien yang mengalami gagal ginjal kronis menerima terapi yang disebut hemodialisa untuk mempertahankan hidup mereka. Kegagalan terapi hemodialisis terutama disebabkan oleh rendahnya kepatuhan pasien. Tujuan umum penelitian untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan self-care management dan dukungan keluarga terhadap perilaku kepatuhan pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa di RS TK III dr. Soetarto Yogyakarta. Penelitian mempergunakan jenis penelitian observasional yang bersifat analitik dan dirancang sebagai cross-sectional. Penelitian ini melibatkan semua pasien dengan penyakit ginjal yang menjalani hemodialisa di RS dr. Soetarto (DKT). Sampling purposive digunakan untuk 32 orang. Metode pengumpulan data dengan kuesioner terdiri dari kuesioner ESRD-Adherence, kuesioner dukungan keluarga, dan kuesioner pelaksanaan manajemen kesejahteraan diri. Analisis data mempergunakan uji chi square dan analisis regresi logistik. Hasil penelitian diketahui bahwa pasien penyakit ginjal yang menjalani hemodialisa sebagian besar kategori baik (53,1%), mendapatkan dukungan keluarga kategori baik (62,5%), dan melakukan perilaku kepatuhan kategori sedang. Ada hubungan pelaksanaan self-care management terhadap perilaku kepatuhan (p-value = 0,005) dan ada hubungan dukungan keluarga terhadap perilaku kepatuhan (p-value = 0,021). Kesimpulan penelitian ada hubungan pelaksanaan self-care management dan dukungan keluarga terhadap perilaku kepatuhan pasien penyakit ginjal yang menjalani hemodialisa di RS Tk III dr. Soetarto Yogyakarta.