Remaja adalah masa peralihan ke dewasa, di mana mulai mencari jati diri dan tertarik pada lawan jenis. Mereka cenderung ingin tampil menonjol, diakui, dan punya rasa ingin tahu tinggi. Ini wajar karena organ seksual dan genetalia sekunder sedang berkembang.Kurangnya pengetahuan membuat remaja rentan terhadap perilaku seksual berisiko yang bisa memicu PMS. Sebaliknya, remaja yang paham bisa lebih mengontrol diri. PMS bisa menyebabkan ketidaksuburan, gangguan reproduksi, cacat bawaan, serta dampak psikologis seperti malu dan rendah diri yang menghambat pengobatan. Tujuan penelitian: untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan tentang penyakit menular seksual pada siswa di MAN 1 Sleman. Metode penelitian: penelitian ini merupakan penelitian Pre Eksperimen dengan desain One Group Pre test- Post test. sampel yang digunakan adalah 64 siswa kelas X di MAN 1 Sleman. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan penyakit menular seksual . Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Analisa data non parametrik ini menggunakan uji wilcoxon dan di dapatkan hasil pengetahuan dengan hasil p value = 0.000 < 0.05 Simpulan : ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan tentang penyakit menular seksual pada siswa di MAN 1 Sleman. Saran: diharapkan agar MAN 1 Sleman dapat menyelenggarakan program penyuluhan berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Sementara itu, bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk mengembangkan penelitian ini dengan menambahkan variabel tambahan atau memperdalam aspek penting yang belum diteliti secara detail.