This Author published in this journals
All Journal Jurnal Surya Medika
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Benalu Batu (Paraboea kalimantanensis) dengan Metode Penghambat Denaturasi Protein: Phytochemical Screeming and Anti-Inflammatory Activity Test of Ethanolic Extract of Benalu Batu (Paraboea kaliamantanensis) Leaves Using Protein Denaturation Inhibition Method Fachrurrazy, Fachrurazy; Sutomo, Sutomo; Arnida, Arnida
Jurnal Surya Medika (JSM) Vol. 11 No. 2 (2025): Jurnal Surya Medika (JSM)
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/jsm.v11i2.10574

Abstract

Benalu batu (Paraboea kalimantanensis) merupakan salah satu tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat Kalimantan sebagai obat-obatan. Secara empiris, masyarakat menggunakan air rebusan daun P. kalimantanensis sebagai obat antikanker, penurun kolestrerol, penurun gula darah, dan campuran dengan bunganya digunakan untuk meningkatkan stamina. Salah satu penyebab kanker adalah inflamasi yang terjadi secara kronis. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan skrining fitokimia dan uji aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol daun P. kalimantanensis berdasarkan nilai IC50 dan dibandingkan dengan natrium diklofenak sebagai kontrol positif. Skrining fitokimia dilakukan dengan metode uji tabung dan aktivitas antiinflamasi ditentukan secara in vitro menggunakan metode uji penghambatan denaturasi protein. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa dalam ekstrak etanol daun P. kalimantanensis mengandung beberapa metabolit sekunder seperti golongan alkaloid, steroid, tanin, fenolik, flavonoid, dan saponin. Hasil uji aktivitas antiinflamasi menunjukkan nilai IC50 natrium diklofenak dan ekstrak etanol daun P. kalimantanensis berturut-turut sebesar 29,911 ppm dan 22,530 ppm. Hasil tersebut menunjukkan ekstrak etanol daun P. kalimantanensis memiliki aktivitas antiinflamasi yang lebih baik dibandingkan dengan natrium diklofenak. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna nilai IC50 setiap sampel jika dibandingkan dengan natrium diklofenak dengan nilai signifikansi 0,05 (p ≤ 0,05).