Kader adalah melaksanakan kegiatan pelayanan dan mensukseskan bersama masyarakat serta merencanakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat desa. Kader mempunyai peran dalam terlaksananya posbindu di lingkungan, adapun peran kader adalah sebagai koordinator, penggerak, pemantau, konselor dan pencatat. Diadakan posbindu untuk menecegah terjadinya penyakit tidak menular dilingkungan masrakat, dengan datang ke posbindu diharapkan masrakat mampu mendeteksi risiko PTM . Kegiatan deteksi dini faktor risiko PTM merupakan upaya pemerintah bertujuan untuk menemukan adanya kemungkinan seseorang terkena PTM yang dilaksanakan di setiap Posbindu. Dengan adanya posbindu masrakat menjadi termotivasi memeriksaakan kesehatan mereka. Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Fenomenanya beberapa kali ditemukan kader Posbindu kurang komunikatif dan ada beberapa warga bila ada kegiatan tidak selalu hadir serta kurang antusias dalam memanfaatkan kegiatan deteksi dini faktor risiko PTM. Penelitian bertujuan mengetahui Hubungan peran kader posbindu dengan motivasi Masyarakat dalam deteksi dini faktor risiko PTM. Metode Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif Correlational dengan pendekatan cross sectional, jumlah sampel sebanyak 221 responden, intrumen penelitian menggunakan kuisioner dengan uji statistik Korelasi Spearman Rank. Hasil penelitian didapatkan peran kader dengan kategori baik (50,7%) dan Motivasi Masyarakat didapatkan cukup (37,1%), Baik (33,9%) dengan nilai statitistik didapatkan p-value 0.000, tingkat koefesien korelasi 0,626 artinya memiliki hubungan yang kuat dengan arah hubungan positif dimana 62,60% ada hubungan antara peran kader posbindu dengan motivasi masyarakat, sedangkan 37,40% berhubungan dengan faktor lain. Semakin baik peran kader maka semakin cukup pula motivasi Masyarakat dalam mengikuti kegiatan deteksi dini faktor risiko PTM.