Republik Indonesia memiliki karakteristik geologis unik sebagai negara kepulauan yang terletak pada zona konvergensi tiga lempeng tektonik mayor. Kondisi geografis ini mengharuskan sektor konstruksi, khususnya fasilitas manufaktur berbahan baja, mengadopsi strategi mitigasi seismik yang komprehensif. Penelitian ini bertujuan untuk memfokuskan kajian pada efektivitas konfigurasi pengaku diagonal tipe-X dalam mengoptimalkan performansi anti-seismik struktur fasilitas produksi berlokasi di kawasan Cileungsi, Bogor. Metodologi investigasi menerapkan pendekatan komparasi dua skenario desain: konfigurasi konvensional versus konfigurasi terintegrasi pengaku diagonal, dengan evaluasi melalui teknik analisa respons spektral dinamis mengacu regulasi SNI 1726:2019. Simulasi numerik dieksekusi menggunakan platform ETABS versi 20 pada model bangunan manufaktur berdimensi 174m × 75m dengan elevasi 19m. Variabel yang diinvestigasi mencakup karakteristik periode alami, perpindahan horizontal, deviasi antar-level, dan resultante gaya horisontal. Temuan investigasi mengindikasikan bahwa adopsi pengaku diagonal menghasilkan minimalisasi perpindahan horizontal ekstrem hingga 88,91% (orientasi X) dan 10,72% (orientasi Y), reduksi deviasi antar-level mencapai 89,70% (orientasi X) dan 2,81% (orientasi Y), eskalasi resultante gaya horisontal sebesar 8,45%, serta kontraksi periode alami mencapai 53,80% (orientasi X) dan 17,35% (orientasi Y). Konfigurasi pengaku diagonal membuktikan superioritas dalam mengamplifikasi rigiditas lateral dan mengendalikan distorsi seismik, menjadikannya alternatif optimal untuk fasilitas industri di kawasan berisiko seismik tinggi.