Banjir perkotaan merupakan isu krusial yang berdampak signifikan terhadap keberlanjutan hidup masyarakat, terutama di kawasan padat penduduk seperti Perumahan Pondok Gede Permai (PGP) Bekasi. Kinerja operasional pintu air manual, sebagai salah satu infrastruktur vital pengendali banjir, seringkali tidak optimal akibat berbagai kendala. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola kendala operasional pintu air manual (teknis, administratif, dan manajerial), mengevaluasi efektivitas Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada, mengambil pelajaran dari studi kasus serupa di kawasan urban lain, serta mengkaji peran masyarakat, aspek regulasi, dan perkembangan teknologi dalam mitigasi banjir. Hasil sintesis menunjukkan bahwa kendala operasional bersifat kompleks dan saling terkait, meliputi kapasitas drainase yang tidak memadai, sedimentasi dan sampah, kondisi fisik pintu air yang tidak terawat, kurangnya koordinasi antar instansi, keterbatasan regulasi, serta isu manajerial seperti keterbatasan dana dan kapasitas SDM. SOP terbukti krusial, namun seringkali terdapat kesenjangan antara SOP tertulis dengan implementasi lapangan. Studi kasus serupa menggarisbawahi pentingnya sistem peringatan dini dan peran aktif masyarakat, sementara perkembangan teknologi menawarkan solusi mitigasi yang lebih efisien. Penelitian ini menyoroti urgensi pendekatan holistik dalam pengelolaan pintu air manual di PGP dan wilayah urban serupa, dengan rekomendasi untuk perbaikan SOP yang adaptif, peningkatan kapasitas SDM, integrasi teknologi sederhana, serta penguatan koordinasi dan partisipasi masyarakat dalam upaya mitigasi banjir berkelanjutan.