Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Implementasi Internet of Things (IoT) pada Sistem Irigasi Otomatis untuk Tanaman Cabai Menggunakan Aplikasi Blynk Hasna Khaira Aswha, Alisa; Yovandi, Fulgentius; Nafi Rosyadi, Ahmad; Pramono, Pramono
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Bisnis Prosiding Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Bisnis (SENATIB) 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Komputer Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/68b08q38

Abstract

Pengelolaan irigasi manual pada tanaman cabai sering kali tidak efisien karena tidak disesuaikan dengan kondisi kelembapan tanah secara real-time. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem irigasi otomatis berbasis Internet of Things (IoT) yang dapat dikendalikan melalui aplikasi Blynk. Metode yang digunakan adalah metode prototype, dimulai dari perancangan sistem, implementasi perangkat keras (ESP32, sensor kelembapan, pompa, relay), hingga integrasi dengan aplikasi Blynk untuk monitoring dan kontrol. Sistem yang dirancang mampu membaca kelembapan tanah secara real-time dan mengaktifkan pompa saat kelembapan <35%, serta mematikannya ketika kelembapan >60%. Selain itu, pengguna dapat memantau kondisi tanah melalui aplikasi dan mengontrol pompa secara manual jika diperlukan. Aplikasi Blynk menampilkan data secara real-time dan memberikan notifikasi kepada pengguna, sehingga sistem dapat beroperasi secara otomatis dan manual. Komponen-komponen seperti sensor, ESP32, dan relay bekerja sinergis dalam menjaga kelembapan tanah tetap ideal. Implementasi sistem ini mendukung efisiensi penggunaan air, meminimalisir overwatering atau underwatering, serta memberikan kemudahan bagi petani dalam mengelola penyiraman tanaman cabai. Hasil uji menunjukkan sistem merespons dengan baik perubahan kelembapan tanah; ketika sensor membaca nilai 28% sistem menyala, dan saat kelembapan mencapai 60% sistem otomatis berhenti. Berdasarkan hasil pembahasan, sistem mampu mempertahankan kelembapan tanah dalam rentang ideal 35–60%, serta tidak melakukan penyiraman saat kelembapan masih cukup, seperti pada nilai 39% dan 51%. Hal ini menunjukkan bahwa sistem bekerja secara konsisten dan efisien sesuai logika kendali yang dirancang, serta mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi lingkungan di lapangan.