Kecelakaan lalu lintas adalah peristiwa yang berlangsung secara mendadak dan tidak direncanakan di jalan, melibatkan kendaraan bermotor baik dengan maupun tanpa keterlibatan pengguna jalan lainnya, yang berpotensi menimbulkan kehilangan nyawa dan/atau kerugian materiil. Beberapa faktor pemicu kecelakaan di antaranya adalah keadaan teknis kendaraan, kelalaian manusia, mutu infrastruktur jalan, serta faktor lingkungan sekitar. Untuk mengurangi risiko kecelakaan, diterapkan konsep safety riding, yaitu teknik berkendara yang menjadikan perlindungan diri dan sesama sebagai prioritas utama dengan meningkatkan kehati-hatian terhadap berbagai potensi bahaya selama di perjalanan. Penelitian ini mengeksplorasi keterkaitan antara tingkat pemahaman dan sikap siswa terhadap praktik berkendara aman (safety riding) dengan kejadian kecelakaan lalu lintas. Desain penelitian bersifat cross-sectional dan dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melibatkan 198 siswa dari SMAN 1 Karanganom. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara stratifikasi proporsional acak. Kuesioner digunakan sebagai alat pengumpulan data, dan selanjutnya diuji secara statistik dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil menunjukkan tidak terdapat hubungan yang berarti secara statistik antara pengetahuan safety riding dengan insiden kecelakaan (p > 0,05). Namun, ditemukan hubungan yang signifikan antara sikap terhadap safety riding dan kejadian kecelakaan (p < 0,05). Implikasi dari temuan ini menunjukkan pentingnya penanaman sikap positif terhadap keselamatan berkendara sejak usia sekolah, serta perlunya dukungan kebijakan preventif dari pihak sekolah.