Terdapat suatu permasalahan yang ditemui pada penelitian ini yaitu belum ada rekomendasi pupuk organik sehingga masih sering terjadinya kekeliruan kepada para petani dalam menentukan pupuk organik terbaik untuk bonsai. Bonsai adalah seni mengkerdilkan tanaman yang berasal dari Jepang, telah lama dihargai karena keindahan dan ketelitiannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem pendukung keputusan untuk merekomendasikan pupuk organik terbaik untuk bonsai dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Tantangan utama dalam memilih pupuk organik melibatkan kriteria bonsai waru, bonsai kimeng, bonsai sancang, bonsai anting putri, dan bonsai asem. Melalui matriks perbandingan berpasangan, penelitian ini menghitung bobot prioritas untuk alternatif pupuk yaitu pupuk kompos, kotoran hewan, dan pupuk hayati. Hasil penelitian ini memberikan panduan bagi pengelola bonsai untuk dapat memilih pupuk organik yang optimal, mendukung keberlanjutan dan estetika tanaman. Dengan analisis matriks perbandingan, pupuk kompos menunjukkan prioritas tertinggi dengan nilai (55,53%) dibandingkan kotoran hewan (30,74%) dan pupuk hayati (13,73%). Hasil ini mendukung keberlanjutan dan estetika pengelolaan bonsai. Rekomendasi untuk penelitian masa depan meliputi pengembangan dataset yang lebih komprehensif dan evaluasi lebih lanjut dari berbagai pupuk organik. Penelitian ini juga memberikan landasan yang kuat untuk pengembangan lebih lanjut dalam pemupukan organik pada bonsai, mendukung pengelolaan yang lebih efisien, dan mempertahankan keindahan serta nilai estetika bonsai.