Work schedules are often used as a reference in construction projects as part of good initial planning. From the schedule data, contractors can estimate the final duration of the project and monitor its performance over time. Although the Earned Value Management (EVM) method is commonly used, its accuracy in predicting project duration is often questioned. Therefore, the Earned Schedule (ES) and Earned Duration Management (EDM) methods can serve as better alternatives. This research aims to compare the project duration predictions using the ES and EDM methods on two structural construction projects, labeled as Project A and Project B. The accuracy of each method is evaluated using the Mean Absolute Percentage Error (MAPE). The findings reveal that ES provides easier data acquisition than EDM, and among the tested methods, ESM-SPI(t) shows the highest prediction accuracy with an average error value close to 0%. This makes it suitable for predicting the duration of low-rise (2-4 storey) residential construction projects. Abstrak Jadwal kerja sering digunakan sebagai acuan dalam proyek konstruksi sebagai bagian dari perencanaan awal yang baik. Data penjadwalan digunakan oleh kontraktor untuk memperkirakan durasi akhir proyek dan memantau kinerjanya dari waktu ke waktu. Metode Earned Value Management (EVM) memang sering digunakan, namun akurasinya dalam mengestimasi durasi proyek sering dipertanyakan. Hal ini menyebabkan metode Earned Schedule (ES) dan Earned Duration Management (EDM) dapat menjadi alternatif yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan estimasi durasi proyek menggunakan metode ES dan EDM pada dua proyek konstruksi struktur, yaitu Proyek A dan Proyek B. Keakuratan masing-masing metode dievaluasi menggunakan Mean Absolute Percentage Error (MAPE). Temuan penelitian menunjukkan bahwa pengumpulan data untuk metode ES lebih mudah dibandingkan EDM. Pengujian metode untuk ESM-SPI(t) menunjukkan tingkat akurasi estimasi tertinggi dengan nilai kesalahan rata-rata mendekati 0%. Metode ini cocok digunakan untuk mengestimasi durasi proyek konstruksi rumah tinggal bertingkat rendah (2-4 lantai).