ABSTRAK Lukisan “Dalang Bali” merupakan sebuah karya seni dua dimensi seniman lukis terkenal Bali saat ini yaitu I Nyoman Gunarsa. Lukisan ini bertema tentang kebudayaan Bali, yang merupakan sebuah bentuk representasi yang di dalamnya terkandung ideologi dan berlatar belakang sosial budaya masyarakat Hindu Bali. Gunarsa yang menghadirkan representasi estetika dekonstruktif lewat tanda visual membawa misi tertentu yang menjadi ideologi seniman. Melalui tanda visual inilah lukisan “Dalang Bali” bisa dilihat sebagai tanda atau teks yang tidak bermakna tunggal (kompleks). Penelitian ini memfokuskan pada analisis dekonstruksi dari estetika yang hadir dalam lukisan “Dalang Bali”. Penelitian ini menggunakan metode observasi, pengumpulan dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data bersifat deskriptif analisis, Teori yang digunakan adalah teori dekonstruksi, dan teori hipersemiotika. Hasil pembahasan dari representasi estetika dekonstruksi lukisan “Dalang Bali” I Nyoman Gunarsa diurai dari aspek bentuk yang terdistorsi, ruang yang menghadirkan ruang terbatas dan tanpa batas, komposisi yang di dalammya mengandung kontras dan sudut pandang yang menciptakan peleburan makna yang tunggal, transformasi struktur dalam pementasan wayang yang asli menciptakan konotasi makna dari makna yang bersifat denotasi, dan tanda yang menghadirkan tanda palsu dan tanda daur ulang yang menciptakan dekontekstualisasi pada tanda. ABSTRACT The painting “Dalang Bali” is a two-dimensional work of art by the famous Balinese painter I Nyoman Gunarsa. This painting is themed around Balinese culture, which serves as a form of representation containing ideology and rooted in the socio-cultural background of the Balinese Hindu community. Gunarsa presents a deconstructive aesthetic representation through visual symbols, carrying a specific mission that reflects the artist's ideology. Through these visual symbols, the painting “Dalang Bali” can be seen as a sign or text that is not singular in meaning (complex). This study focuses on the deconstruction analysis of the aesthetics present in the painting “Dalang Bali.” The research employs observation, documentation collection, and interviews. The data analysis technique is descriptive analysis, using deconstruction theory and hypersemiotics theory. The discussion of the deconstructive aesthetic representation in the painting “Dalang Bali” by I Nyoman Gunarsa is analyzed from the aspects of distorted form, space that presents both limited and unlimited space, composition that contains contrasts and perspectives creating a fusion of singular meaning, structural transformation in the original wayang performance creating connotative meaning from denotative meaning, and signs that present false signs and recycled signs creating decontextualization of the sign.