Windu Setiawan
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Penciptaan Karya Lukis "Orkestra Liar dalam Sepi": Dialog Spiritual Manusia dan Alam Kalimantan Windu Setiawan
CILPA Vol 10 No 2 (2025): July
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30738/cilpa.v10i2.20436

Abstract

Abstrak Penciptaan karya seni berjudul “Orkestra Liar dalam Sepi” yang mengangkat tema flora dan simbol budaya Kalimantan Timur, khususnya Anggrek Hitam dan Ornamen ukiran suku Dayak sebagai elemen visual utama dalam karya. Tujuan penciptaan karya tersebut adalah menghadirkan sebuah karya seni yang merefleksikan spiritualitas manusia dan harmoni alam sebagai salah satu bentuk pelestarian budaya lokal. Metode yang digunakan mengacu pada pendekatan Gustami yang mencakup eksplorasi, perancangan dan perwujudan. Karya ini lahir dari sebuah keresahan atas kurangnya representasi visual Kalimantan dalam seni rupa kontemporer nasional. Hasil penciptaan karya tersebut menunjukan perpaduan antara flora langka dari Kalimantan dan ornamen budaya Suku Dayak mampu membentuk sebuah narasi visual yang tidak hanya menghadirkan nilai estetis, tetapi juga mengandung akan makna spiritual dan edukatif. Karya Lukisan ini berhasil merepresentasikan hubungan harmonis antara manusia, alam, dan roh leluhur melalui pendekatan simbolik dan komposisi visual yang  dinamis. Karya ini bukan hanya sebagai bentuk ekspresi artistik, melainkan sebagai media reflektif untuk meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya pelestarian budaya dan ekologi Kalimantan Timur. Abstract The creation of an artwork titled “Wild orchestra in Silence” which highlights the theme of flora and cultural symbols of East Kalimantan, paeticularly the Black Orchid and Dayak tribal carving ornaments as the main visual elements in the work. The purpose of creating this artwork is to present an artistic piece that reflects human spirituality and harmony with nature as one form of preserving local culture. The method used is based on Gustami’s approach, which includes exploration, design, and realization. This work emerged from a concern over the lack of visual representation of East Kalimantan in national contemporary art. The result of this work shows a combination of rare flora from kalimantan and Dayak cultural ornaments that form a visual narrative that not only presents aesthetic value but also contains spiritual and educational meaning. This painting successfully represents the harmonious relationship between humans, nature, and ancostral spirits through a symbolic approach and dynamic visual composition. This work is not merely an artistic expression but also a reflective medium to raise awareness about the importance of praserving the culture and ecology of East Kalimantan.