Kemampuan berpikir abstrak sangat dibutuhkan dalam memahami materi transformasi geometri, namun masih menjadi kendala bagi sebagian besar siswa SMP Istiqomah Sambas Purbalingga. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesulitan berpikir abstrak siswa dalam lima indikator utama: representasi simbolik, identifikasi karakteristik objek, aplikasi konsep, keterkaitan antarproses, dan manipulasi abstrak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, analisis dokumen lembar kerja siswa, dan angket skala Likert. Subjek dipilih secara purposive berdasarkan variasi kemampuan siswa. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan bahasa dan simbol matematika secara tepat, membayangkan transformasi tanpa bantuan visual, serta memahami keterkaitan antarproses transformasi. Meskipun ada siswa yang mampu menunjukkan pemahaman prosedural dan representasi simbolik dasar, aspek verbal dan konseptual masih lemah. Temuan dari angket mendukung hal ini, dengan skor terendah pada indikator visualisasi spasial dan motivasi belajar. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir abstrak siswa masih dalam tahap berkembang. Hasil ini memberikan dasar bagi pengembangan strategi pembelajaran berbasis visualisasi, diskusi konseptual, dan media interaktif untuk mendukung transisi dari berpikir konkret ke abstrak dalam materi transformasi geometri.