Kesetaraan gender merupakan isu global yang telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai salah satu tujuan dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Sebagai provinsi dengan penduduk terbesar di Pulau Jawa, Jawa Barat menghadapi permasalahan dalam mewujudkan pembangunan gender yang inklusif. Pemahaman mengenai pola pembangunan gender perlu dikaji untuk merancang kebijakan pembangunan yang tepat sasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan Provinsi Jawa Barat berdasarkan indikator Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan mengetahui pemetaan karakteristik masing-masing cluster yang dianalisis berdasarkan nilai tertinggi dan terendah dari indikator IPG di 27 kabupaten/kota Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis K-means cluster, dimana data akan dikelompokkan ke dalam beberapa cluster berdasarkan karakteristik yang sama. Penelitian ini menghasilkan cluster 1 dengan 14 kabupaten yang berada pada kategori rendah pada semua indikator IPG, cluster 2 dengan 4 kota yang berada pada kategori tinggi pada semua indikator IPG, dan cluster 3 dengan 9 kabupaten/kota yang berada pada kategori sedang. Capaian pembangunan gender menunjukkan kategori tinggi di daerah perkotaan, terutama Bandung, Bekasi, Depok, dan Cimahi. Sebaliknya sebagian besar wilayah administratif kabupaten di Jawa Barat berada pada kategori rendah. Diperlukan upaya pemerintah untuk meningkatkan program pembangunan pada aspek pendidikan, kesehatan, dan kualitas hidup masyarakat, terutama pada cluster 1 untuk mendorong capaian indeks pembangunan gender provinsi.