Latar Belakang: Premenstrual Syndrome (PMS) adalah gejala fisik dan emosional yang muncul sekitar seminggu sebelum menstruasi dan hilang saat menstruasi dimulai, seperti sakit kepala, kram perut, mual, dan perubahan suasana hati (Nainar et al., 2021). Jogging adalah olahraga lari ringan yang mudah dilakukan oleh semua usia dan banyak dipilih masyarakat karena praktis dan bermanfaat bagi kesehatan (Isramilda et al., 2020). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivitas olahraga jogging terhadap kejadian Premenstrual Syndrome (PMS) pada siswi kelas X di SMK Karsa Mulya Palangka Raya. Metode: Penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimental dengan rancangan one group pretest-posttest design. Sampel terdiri dari 30 siswi kelas X yang dipilih dengan teknik total sampling. Intervensi dilakukan dalam bentuk aktivitas jogging terprogram selama beberapa minggu. Data dikumpulkan melalui kuesioner PMS sebelum dan sesudah intervensi, kemudian dianalisis menggunakan uji Wilcoxon. Hasil: Sebelum intervensi, 100% siswi mengalami PMS berat (rata-rata skor 43,933). Setelah intervensi, 77% mengalami PMS ringan, 23% masih berat. Rata-rata skor PMS menurun menjadi 20,033. Tujuh siswi yang masih mengalami PMS berat diketahui tidak rutin mengikuti jogging. Uji Wilcoxon menunjukkan hasil signifikan (Z = -4,549; p = 0,000). Kesimpulan: Terdapat pengaruh yang signifikan dari aktivitas olahraga jogging terhadap penurunan kejadian Premenstrual Syndrome (PMS) pada siswi kelas X di SMK Karsa Mulya Palangka Raya.