Abdillah , Winda
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Intervensi Jus Alpukat Tanpa Gula Selama 14 Hari terhadap Kadar LDL dan HDL pada Dewasa dengan Risiko Hiperkolesterolemia Abdillah , Winda; Setyawan, Yuswanto
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 17 No 2 (2025): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jik.v17i2.2825

Abstract

Hiperkolesterolemia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan dan merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh intervensi selama 14 hari menggunakan jus alpukat tanpa gula terhadap kadar kolesterol LDL dan HDL pada orang dewasa dengan risiko hiperkolesterolemia yang meningkat. Penelitian ini merupakan studi analitik kuantitatif dengan desain eksperimen pre–post tanpa kelompok kontrol, melibatkan 176 responden dewasa berusia 25–55 tahun di Surabaya, Indonesia. Partisipan dipilih secara purposive, dan data dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur serta pemeriksaan profil lipid puasa pada Hari ke-0 dan Hari ke-15. Intervensi terdiri dari konsumsi harian 200 mL jus alpukat segar tanpa gula yang dibuat dari 100 gram daging alpukat matang. Analisis statistik dilakukan menggunakan uji t berpasangan atau uji Wilcoxon signed-rank, Chi-Square, dan korelasi Spearman. Hasil menunjukkan penurunan signifikan kadar LDL (rata-rata penurunan = 14,2 mg/dL; p < 0,001) dan peningkatan signifikan kadar HDL (rata-rata peningkatan = 4,6 mg/dL; p < 0,001). Analisis Spearman juga menunjukkan korelasi signifikan antara tingkat kepatuhan dengan perubahan LDL (r = –0,423; p < 0,001) dan HDL (r = 0,388; p < 0,001). Tidak ditemukan efek samping serius selama intervensi. Kesimpulannya, konsumsi jus alpukat tanpa gula setiap hari selama 14 hari secara signifikan memperbaiki profil lipid dan berpotensi menjadi strategi alami alternatif untuk pengelolaan kolesterol pada individu dengan risiko tinggi. Kata kunci: Jus alpukat; Kolesterol LDL; Kolesterol HDL; Hiperkolesterolemia; Intervensi diet; Pangan fungsional.
Pengaruh Intervensi Jus Alpukat Tanpa Gula Selama 14 Hari terhadap Kadar LDL dan HDL pada Dewasa dengan Risiko Hiperkolesterolemia Abdillah , Winda; Setyawan, Yuswanto
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 17 No 2 (2025): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jik.v17i2.2825

Abstract

Hiperkolesterolemia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan dan merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh intervensi selama 14 hari menggunakan jus alpukat tanpa gula terhadap kadar kolesterol LDL dan HDL pada orang dewasa dengan risiko hiperkolesterolemia yang meningkat. Penelitian ini merupakan studi analitik kuantitatif dengan desain eksperimen pre–post tanpa kelompok kontrol, melibatkan 176 responden dewasa berusia 25–55 tahun di Surabaya, Indonesia. Partisipan dipilih secara purposive, dan data dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur serta pemeriksaan profil lipid puasa pada Hari ke-0 dan Hari ke-15. Intervensi terdiri dari konsumsi harian 200 mL jus alpukat segar tanpa gula yang dibuat dari 100 gram daging alpukat matang. Analisis statistik dilakukan menggunakan uji t berpasangan atau uji Wilcoxon signed-rank, Chi-Square, dan korelasi Spearman. Hasil menunjukkan penurunan signifikan kadar LDL (rata-rata penurunan = 14,2 mg/dL; p < 0,001) dan peningkatan signifikan kadar HDL (rata-rata peningkatan = 4,6 mg/dL; p < 0,001). Analisis Spearman juga menunjukkan korelasi signifikan antara tingkat kepatuhan dengan perubahan LDL (r = –0,423; p < 0,001) dan HDL (r = 0,388; p < 0,001). Tidak ditemukan efek samping serius selama intervensi. Kesimpulannya, konsumsi jus alpukat tanpa gula setiap hari selama 14 hari secara signifikan memperbaiki profil lipid dan berpotensi menjadi strategi alami alternatif untuk pengelolaan kolesterol pada individu dengan risiko tinggi. Kata kunci: Jus alpukat; Kolesterol LDL; Kolesterol HDL; Hiperkolesterolemia; Intervensi diet; Pangan fungsional.
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Mi Instan pada Generasi Muda Abdillah , Winda; Setyawan, Yuswanto
JURNAL KESEHATAN PRIMER Vol 10 No 2 (2025): JKP (Jurnal Kesehatan Primer)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31965/jkp.v10i2.2103

Abstract

Background:  Instant noodle consumption has become a popular dietary trend among young adults due to its convenience, affordability, and appealing taste. However, frequent intake may contribute to poor nutritional quality and increase long-term health risks. Objectives: To examine the relationship between instant noodle consumption patterns and potential health implications among young adults. Method: A cross-sectional design was applied to 250 respondents using structured questionnaires assessing consumption frequency, portion size, and lifestyle factors. Statistical analyses included chi-square tests and logistic regression to identify significant associations with self-reported health indicators. Results: The results indicated a significant association between high-frequency instant noodle consumption and unhealthy dietary habits, including low intake of fruits and vegetables and higher consumption of sugary drinks (p < 0.05). Spearman correlation showed significant positive relationships between consumption frequency and affordability (ρ = 0.412, p = 0.001), taste preference (ρ = 0.367, p = 0.002), and convenience (ρ = 0.295, p = 0.009), while peer influence was not significant (ρ = 0.158, p = 0.073). Conclusion: The study concludes that frequent consumption of instant noodles is significantly associated with unhealthy dietary patterns among young adults, highlighting the importance of nutrition education, promotion of healthier alternatives, and targeted public health interventions to encourage balanced diets.