Komunikasi terapeutik merupakan salah satu aspek penting dalam pelayanan kesehatan, karena kualitas komunikasi antara tenaga kesehatan dan pasien sangat memengaruhi kepuasan serta kenyamanan pasien. Permasalahan yang muncul adalah masih adanya variasi dalam penerapan komunikasi terapeutik oleh tenaga kesehatan, khususnya perawat gigi, yang berpotensi berdampak pada tingkat kepuasan pasien. Kajian terdahulu menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik yang efektif dapat mengurangi risiko kesalahpahaman, meningkatkan kualitas interaksi, serta memperbaiki pengalaman pasien dalam menerima pelayanan kesehatan. Secara teoritik, komunikasi terapeutik berakar pada konsep hubungan interpersonal yang menekankan empati, kepercayaan, dan keterbukaan dalam proses interaksi. Penelitian ini memiliki kebaruan karena secara spesifik menelaah keterkaitan antara penerapan komunikasi terapeutik perawat gigi dengan tingkat kepuasan pasien pada layanan kesehatan primer, yakni di Poli Gigi Puskesmas Jaya Baru Kota Banda Aceh, yang belum banyak dikaji pada konteks lokal tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan penerapan komunikasi terapeutik perawat gigi dengan tingkat kepuasan pasien, menggunakan desain penelitian cross sectional dengan sampel 30 pasien yang diperoleh melalui accidental sampling. Data dikumpulkan melalui observasi menggunakan lembar checklist serta wawancara dengan kuesioner, dan dianalisis secara bivariat menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perawat gigi telah menerapkan komunikasi terapeutik dengan baik (80,0%), sementara tingkat kepuasan pasien mencapai 83,3%. Analisis statistik menghasilkan nilai p-value = 0,000 (< 0,05), yang menegaskan adanya hubungan signifikan antara komunikasi terapeutik perawat gigi dengan tingkat kepuasan pasien di Poli Gigi Puskesmas Jaya Baru Kota Banda Aceh.