Pemeriksaan Sediaan Apusan Darah Tepi (SADT) dengan pewarnaan Giemsa digunakan untuk mengevaluasi bentuk dan kondisi sel darah dalam mendiagnosis penyakit. Proses fiksasi dengan menggunakan methanol absolute sebelum pewarnaan harus dilakukan dengan tepat agar sel darah tidak rusak atau muncul artefak. Penelitian ini bertujuan membandingkan pengaruh fiksasi selama 3 menit dan 4 menit terhadap morfologi eritrosit, leukosit, dan trombosit pada SADT. Penelitian eksperimental dengan desain penelitian one shot case study. Populasi penelitian yaitu mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Sampel yang digunakan sebanyak 18 sampel yang dihitung dengan rumus federer dan dipilih secara simple random sampling. SADT difiksasi dengan methanol absolute, kemudian diwarnai dengan Giemsa. Data diuji normalitas menggunakan Shapiro–Wilk dan dibandingkan dengan uji Kruskal–Wallis (α = 0,05). Morfologi SADT waktu fiksasi 3 menit didapatkan hasil sel eritrosit sebagian besar baik dengan 15 preparat (83,3%), leukosit sebagian besar baik dengan 12 preparat (66,7%), serta trombosit didapatkan hasil cukup baik dengan 8 preparat (44,4%). Waktu fiksasi 4 menit morfologi sel eritrosit sebagian besar baik dengan 15 preparat (83,3), leukosit 13 preparat (72,2%) memiliki hasil yang baik, serta trombosit 10 preparat (55,6%) memiliki hasil baik. Data tidak terdistribusi normal karena nilai sig. < 0,05 dan uji Kruskal‑Wallis diatas nilai signifiksai yaitu p > 0,05. Fiksasi dengan methanol absolute selama 3 menit dan 4 menit tidak memberikan pengaruh terhadap hasil morfologi sel eritrosit, leukosit, dan trombosit pada SADT dengan pewarnaan Giemsa. Waktu fiksasi 3 menit sudah cukup optimal untuk melihat morfologi sel darah pada SADT.