Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

A COMPREHENSIVE REVIEW OF THE CORRELATION BETWEEN VITAMIN D LEVELS AND MULTIORGAN FUNCTION IN OBESE CHILDREN Alisa, Vebry; Haryanto, Widarti Pujiasih; Surura, Hedya Nadhrati
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.49647

Abstract

Obesitas pada anak-anak merupakan masalah kesehatan global yang semakin umum, terkait dengan komplikasi metabolik, kardiovaskular, dan inflamasi. Vitamin D memainkan peran penting dalam metabolisme glukosa dan lipid serta memiliki efek anti-inflamasi; namun, perannya pada anak-anak obesitas masih kurang dieksplorasi. Tujuan studi ini adalah untuk menganalisis hubungan antara status vitamin D dan hasil metabolik pada anak-anak obesitas berdasarkan uji klinis terkontrol acak (RCT). Ulasan literatur dilakukan menggunakan basis data PubMed, ScienceDirect, dan Cochrane Library untuk RCT yang diterbitkan antara tahun 2021 dan 2025. Kata kunci yang digunakan meliputi “Vitamin D,” “1,25(OH)₂D₃,” “Calcitriol,” “Obesitas,” “Anak,” “Anak-anak,” dan “Kehidupan Anak-anak.” Studi yang memenuhi syarat adalah artikel teks lengkap berbahasa Inggris dengan desain RCT. Hasil studi ini melaporkan bahwa tujuh RCT dimasukkan. Anak-anak obesitas secara konsisten menunjukkan kadar vitamin D yang lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak dengan berat badan normal. Kekurangan vitamin D dikaitkan dengan resistensi insulin melalui gangguan sinyal reseptor vitamin D (VDR), serta dislipidemia dan peningkatan penanda inflamasi. Suplementasi vitamin D dosis tinggi (≥ 2000 IU/hari atau dosis awal 50.000 IU) terbukti secara signifikan meningkatkan kadar serum 25(OH)D menjadi ≥ 40 ng/mL, memperbaiki profil lipid, dan mengurangi peradangan sistemik. Kesimpulan: Defisiensi vitamin D pada anak obesitas memperburuk disfungsi metabolik melalui resistensi insulin, kelainan lipid, dan peradangan kronis.
CRITICAL EVALUATION OF THE RELATIONSHIP BETWEEN VITAMIN D INTAKE, LINEAR GROWTH IMPAIRMENT, AND THE RISK OF STUNTING IN CHILDREN Haryanto, Widarti Pujiasih; Alisa, Vebry; Surura, Hedya Nadhrati; Saputra, Fajaromi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.49649

Abstract

Stunting adalah gangguan gizi kronis yang menghambat pertumbuhan linear anak-anak dan tetap menjadi masalah kesehatan global dan nasional yang serius. Kekurangan vitamin D dapat mengganggu fungsi plat pertumbuhan dan meningkatkan risiko stunting. Tujuan studi ini adalah untuk mengevaluasi secara kritis hubungan antara asupan vitamin D, pertumbuhan linear, dan risiko stunting pada anak-anak, berdasarkan bukti dari uji klinis terkontrol acak (RCT). Ulasan sistematis literatur dilakukan menggunakan basis data PubMed dan ScienceDirect. Kriteria pencarian meliputi publikasi dalam lima tahun terakhir (2021–2025), ketersediaan teks lengkap, bahasa Inggris, dan desain RCT. Istilah pencarian Boolean diterapkan: “Vitamin D” ATAU “1,25(OH)₂D₃” ATAU “Calcitriol” ATAU “Calciferol” DAN “tinggi badan” ATAU “pertumbuhan anak” ATAU “stunting” DAN “anak” ATAU “anak-anak” ATAU “masa kanak-kanak.” Dari 1.787 artikel yang diidentifikasi, enam RCT dianalisis secara kritis. Pada keenam RCT tersebut, suplementasi vitamin D dengan dosis berkisar antara 400 IU/hari hingga dosis bolus 400.000 IU secara signifikan meningkatkan kadar serum 25(OH)D (p < 0,05) dan memperbaiki hasil pertumbuhan linear. Susu yang diperkaya, suplementasi dosis tinggi secara berkala, dan konsumsi oral harian terbukti dapat meningkatkan parameter antropometrik dan densitas mineral tulang. Efek sinergis diamati ketika vitamin D dikombinasikan dengan asupan kalsium yang cukup. Kesimpulan studi ini adalah bahwa defisiensi vitamin D berkontribusi pada gangguan pertumbuhan linear dan peningkatan risiko stunting melalui gangguan regulasi kalsium-fosfat, peningkatan hormon paratiroid, penurunan mineralisasi tulang, dan penurunan IGF-1.