Maulana, Suwandre dwi anggara
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

STUDI TOKSISITAS SUBKRONIK EKSTRAK KULIT BAWANG MERAH (ALLIUM SP) PADA PARU TIKUS (RATTUS NORVEGICUS) DIINDUKSI OLEH KETOROLAC Maulana, Suwandre dwi anggara; Azis, Fahmi Dimas Abdul; Narsi, Umi
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.50065

Abstract

Ketorolac adalah obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang sering digunakan karena efektivitasnya dalam meredakan nyeri dan inflamasi. Namun, penggunaan jangka panjang atau dosis tinggi dapat menyebabkan toksisitas organ, termasuk paru-paru. Kerusakan jaringan paru akibat ketorolac sering melibatkan edema, inflamasi difus, dan fibrosis ringan. Untuk mengatasi efek samping ini, ekstrak kulit bawang merah (Allium sp.), yang kaya akan senyawa flavonoid dan antioksidan seperti quercetin, dievaluasi potensinya sebagai agen pelindung paru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek protektif dan potensi toksisitas subkronik ekstrak kulit bawang merah terhadap jaringan paru tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi ketorolac. Desain penelitian ini bersifat eksperimental dengan lima kelompok perlakuan: kontrol negatif, ketorolac, ketorolac+ranitidine, serta ketorolac dengan ekstrak kulit bawang merah dosis 100 mg/kgBB dan 200 mg/kgBB. Evaluasi dilakukan selama 7 hari melalui pengamatan histopatologis paru menggunakan pewarnaan Hematoxylin-Eosin, dan penilaian dilakukan dengan skoring terhadap edema, inflamasi, dan fibrosis. Hasil menunjukkan bahwa kelompok ketorolac mengalami kerusakan paling parah, sedangkan pemberian ekstrak 200 mg/kgBB mampu menurunkan tingkat edema dan inflamasi secara signifikan serta memperbaiki struktur alveoli. Kesimpulannya, ekstrak kulit bawang merah pada dosis 200 mg/kgBB memberikan efek protektif terhadap jaringan paru yang rusak akibat ketorolac. Penelitian ini membuka peluang penggunaan bahan alam sebagai terapi adjuvan dalam pengurangan toksisitas obat, namun diperlukan studi lanjutan pada tingkat molekuler dan klinis.