Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PROSEDUR PEMERIKSAAN OS FEMUR BILATERAL MENGGUNAKAN PROYEKSI AP PELVIS PADA KASUS FRACTURE COLLUM FEMUR Thasyar, Thasyar; Fisnandya Meita Astari; Ike Ade Nur Liscyaningsih
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 5 No. 4: September 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Tulang proksimal femur merupakan bagian penting dari sistem muskuloskeletal, terdiri dari Caput femur, neck, trochanter mayor, dan trochanter minor. Salah satu kelainan yang sering terjadi pada bagian ini adalah patah tulang atau fraktur, khususnya pada collum femur. Dalam pemeriksaan radiografi femur umumnya pemeriksaan menggunakan proyeksi Antero-Posterior (AP) dan Lateral. Pemeriksaan radiogafi femur pada kasus fracture collum femur di RS PKU Muhammadiyah Karanganyar menggunakan proyeksi AP Pelvis. Tujuannya adalah untuk mengetahui prosedur pelaksanaan, alasan penggunaan proyeksi tersebut, serta peran radiografi dalam mendukung diagnosis klinis. Metode: Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus yang dilakukan di Instalasi Radiologi RS PKU Muhammadiyah Karanganyar pada Juni hingga Agustus 2025. Subjek penelitian meliputi lima informan, terdiri dari tiga radiografer, satu dokter spesialis radiologi, dan satu dokter pengirim. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi literatur. Analisis dilakukan untuk menggali secara rinci proses dan pertimbangan klinis dalam pemeriksaan ini. Hasil: Persiapan alat dan bahan pada pemeriksaan radiografi femur dengan klinis fracture collum femur yaitu teridiri dari pesawat x-ray konvensional, kaset 35 x 43 cm, reader, printer, alat fiksasi. Tidak memiliki persiapan khusus, pasien melepaskan benda-benda yang dapat menyebabkan artefak. teknik pemeriksaannya menggunakan proyeksi AP Pelvis posisi supine dengan sinar vertikal tegak lurus, CP berada pada 3 Jari di bawah simpisis pubis. Alasan sudah dapat menegakkan diagnosa dan meminimalisir radiasi terhadap pasien dan menggunakan lateral femur tidak memungkinkan. Peran untuk melihat hasil radiografinya memastikan adanya fraktur dan faktor resiko lain pada pasien, menggunakan proyeksi AP Pelvis. Kesimpulan: Pemeriksaan radiografi fraktur collum femur secara klinis dapat ditegakkan dengan persiapan minimal dan fokus pada proyeksi AP Pelvis, terutama jika proyeksi AP dan lateral femur tidak memungkinkan. Gambaran dapat untuk mengonfirmasi fraktur