Penelitian ini menganalisis implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sebagai upaya pencegahan bullying di SMP Negeri 2 Srumbung dan SMP Negeri 2 Sawangan, terkait tingginya kasus perundungan di Indonesia, termasuk di Kabupaten Magelang. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, penelitian ini melibatkan guru dan siswa aktif P5 melalui teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi, yang kemudian dianalisis dengan model interaktif Miles, Huberman, dan SaldaƱa, meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini juga menggunakan triangulasi sumber dan metode untuk meningkatkan keabsahan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk bullying dominan adalah verbal, berupa ejekan fisik, pemanggilan nama orang tua tanpa sapaan hormat, dan komentar merendahkan yang sering disamarkan sebagai candaan. Strategi pencegahan bullying yang diterapkan mencakup role play, diskusi kasus, pembuatan poster, kampanye digital, dan deklarasi anti-bullying. SMP N 2 Srumbung lebih menonjolkan pendekatan partisipatif interpersonal dengan guru sebagai change agent, sementara SMP N 2 Sawangan mengoptimalkan media kreatif dan prosedur formal berbasis komunikasi eksplisit. Hambatan yang ditemukan mencakup perbedaan persepsi guru, keterbatasan sumber daya, bahasa yang berpotensi menyinggung dari guru, dan sikap defensif orang tua. Berdasarkan Teori Diffusi of innovation dan High/Low-Context Communication, tahap knowledge belum optimal, sehingga diperlukan standardisasi pesan yang eksplisit untuk menghindari salah tafsir. Secara keseluruhan, P5 berkontribusi signifikan dalam menekan bullying, meskipun efektivitasnya dipengaruhi oleh strategi komunikasi dan dukungan dari pemangku kepentingan.