Pendidikan nonformal menyediakan jalur pembelajaran alternatif untuk mendukung pendidikan sepanjang hayat, terutama bagi masyarakat yang tidak dapat mengakses atau menyelesaikan pendidikan formal. Salah satu bentuknya adalah Program Paket A, setara dengan pendidikan dasar, yang memainkan peran strategis dalam mengatasi rendahnya tingkat literasi di Indonesia. Namun, siswa Paket A di SPNF SKB Pasaman sering mengalami prestasi membaca yang rendah karena penggunaan modul berstandar nasional yang kurang relevan dengan budaya lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan mengevaluasi modul bahasa Indonesia berbasis kearifan lokal untuk siswa kelas enam Paket A, dengan fokus pada validitas, kepraktisan, dan efektivitasnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian dan Pengembangan (R&D) dengan model ADDIE, yang melibatkan 20 siswa berusia 12–15 tahun sebagai partisipan. Validasi oleh para ahli menunjukkan bahwa modul tersebut mencapai skor 3,60 untuk konten (sangat valid) dan 3,30 untuk media dan bahasa (valid). Uji praktikalitas dengan guru dan siswa menghasilkan skor rata-rata 41,45, yang dikategorikan sangat praktis. Uji efektivitas menggunakan uji-t sampel berpasangan menunjukkan peningkatan hasil belajar yang signifikan, dengan nilai t sebesar 14,81 (lebih besar dari nilai t tabel sebesar 2,093) dan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengintegrasian kearifan lokal ke dalam bahan ajar meningkatkan relevansi, motivasi, dan keterlibatan, yang mengarah pada peningkatan pencapaian literasi yang terukur. Dengan demikian, modul yang dikembangkan layak digunakan dalam Program Paket A dan berpotensi untuk diadaptasi ke mata pelajaran dan jenjang pendidikan lain guna meningkatkan kualitas pendidikan nonformal.