Balkis, Jumela
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Kekuasaan dan Pengetahuan dalam Novel Laut Bercerita Karya Leila S. Chudori Balkis, Jumela; Mardhiah, Desy
Jurnal Perspektif Vol 8 No 3 (2025): Jurnal Perspektif: Jurnal Kajian Sosiologi dan Pendidikan, Universitas Negeri Pad
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/perspektif.v8i3.1183

Abstract

Mencuatnya kembali isu pelanggaran HAM berat di masa lalu yang belum terselesaikan, seiring kemenangan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024. Memberikan dampak signifikan terhadap diproduksinya kembali novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori yang mengungkapkan strategi normalisasi kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu. Artikel ini bertujuan untuk mengulas bagaimana kekuasaan dan pengetahuan digambarkan dalam novel Laut Bercerita. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan analisis wacana kritis (AWK) oleh Norman Fairclough. Terdiri atas tiga level analisis yaitu text, discource practice, dan sosiocultural practice. Pengumpulan data melalui dua cara, yaitu studi dokumen dan studi pustaka. Penelitian ini dianalisis menggunakan teori kekuasaan dan pengetahuan oleh Michel Foucault. Penelitian ini menarik karena masih sedikit ditemukan dalam studi sosiologi tentang novel yang didominasi oleh studi ilmu bahasa sehingga perlunya kajian sosiologi dalam menguak ideologi dan manipulasi di balik sebuah wacana. Temuan menunjukkan bahwa kekuasaan dalam novel Laut Bercerita tersebar luas dalam sistem hubungan dan interaksi lembaga sosial seperti lembaga hukum, militer, pendidikan dan media. Pengetahuan diproduksi oleh kekuasaan melalui lembaga lembaga sosial tersebut, terkait dengan pemberian stereotip komunis yang melabeli kelompok Winatra dan Wirasena dalam novel Laut Bercerita, sehingga melegitimasi tindakan represif aparat terhadap kelompok Winatra dan Wirasena, yang berujung pada praktik impunitas terhadap pelaku. Sehingga dikategorikan sebagai peristiwa pelanggan HAM berat di masa lalu di bawah rezim Orde Baru. Kekuasaan dan pengetahuan yang digambarkan dalam novel melalui narasi yang dibangun penulis menjadikan novel ini sebagai bentuk resistensi penulis terhadap isu pelanggaran HAM berat yang belum terselesaikan.