Background: Ankle sprains are a common injury among athletes. If left untreated, this condition can lead to further symptoms such as pain, instability, weakness, and recurrent injury. This condition is known as chronic ankle instability (CAI). Chronic ankle instability is closely related to the control components of walking, running, and jumping. Playing basketball and futsal requires several components of physical ability, such as strength, acceleration, speed, balance, and endurance. The more fit a player is, the greater the impact on individual and team technique and tactics. Purpose: To analyze the level of speed associated with chronic ankle instability in basketball and futsal players. Method: A quasi-experimental study with a two-group design, namely the CAI group and the normal group, was conducted in December 2024 in Malang City, East Java. The study population was basketball and futsal players at State Senior High School 3 Malang and Muhammadiyah Senior High School 1 Malang. Sample collection used a purposive sampling technique and obtained 30 participants. Furthermore, the data were analyzed using univariate and bivariate Shapiro-Wilk normality tests and Independent T-tests to determine correlations. Results: The mean age of respondents was 16.9 years with a standard deviation of 1.47, with an age range of 12-20 years. The majority of participants were male, with 10 (66.7%) participants in the normal and CAI groups. The most common sport in both the normal and CAI groups was basketball, with 10 (66.7%) participants. The BMI status of respondents in the normal group was predominantly underweight (10% of respondents in the normal group), and 9 (60.0%) in the CAI group. A two-tailed independent t-test between the control and CAI groups yielded a significant two-sided p-value of 0.746 (p > 0.05). Conclusion: There was no significant difference between the levels of speed and chronic ankle instability in basketball and futsal players. Suggestion: This research can be developed as a scientific extension and focused on specific sports with more specific research instruments, so that more in-depth data can be obtained regarding the physical condition of chronic ankle instability. Keywords: Basketball; Chronic Ankle Instability; Futsal; Speed. Pendahuluan: Ankle sprain merupakan cedera yang tak asing lagi bagi seorang atlet, jika cedera ini tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan gejala lanjutan seperti nyeri, ketidakstabilan, kelemahan, dan cedera berulang, kondisi tersebut didefinisikan sebagai chronic ankle instability (CAI). Akibat dari ketidakstabilan pergelangan kaki kronis, maka berkaitan erat dengan komponen kontrol berjalan, berlari, dan melompat. Bermain bola basket dan futsal memerlukan beberapa komponen kemampuan fisik yang memadai, seperti kekuatan, akselerasi, kecepatan, keseimbangan dan kekuatan tubuh. Semakin bugar seorang pemain, semakin besar pengaruhnya terhadap teknik dan taktik pribadi dan tim. Tujuan: Untuk menganalisis tingkat kecepatan dengan chronic ankle instability pada pemain bola basket dan futsal. Metode: Penelitian quasi eksperimental dengan desain dua grup yaitu kelompok CAI dan kelompok normal, dilakukan pada Desember 2024 di Kota Malang, Jawa Timur. Populasi penelitian adalah pemain bola basket dan pemain futsal di SMAN 3 Malang dan SMA Muhammadiyah 1 Malang. Pengumpulan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan mendapatkan 30 partisipan. Selanjutnya data dianalisis univariat dan bivariat uji normalitas Shapiro wilk dan Independent T-test untuk melihat korelasinya. Hasil: Rata-rata usia responden adalah 16.9 tahun dengan standar deviasi 1.47 pada rentang usia 12-20 tahun. Mayoritas partisipan berjenis kelamin laki-laki, baik pada kelompok normal maupun kelompok CAI, masing-masing sebanyak 10 (66.7%). Sebagian besar jenis olahraga kelompok normal dan kelompok CAI adalah permainan basket, yaitu masing-masing sebanyak 10 (66.7%). Status IMT responden kelompok normal sebagian besar dalam kategori under-weight sebanyak 10 (66.7%) dan kelompok CAI sebagian besar dalam kategori normal sebanyak 9 (60.0%). Berdasarkan independent sample T-test antara kelompok kontrol dan kelompok CAI mendapatkan nilai Sig. Two-Sided p sebesar 0.746 (p >0.05). Simpulan: Tingkat kecepatan dengan kondisi fisik chronic ankle instability pada pemain bola basket dan pemain futsal tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Saran: Penelitian ini dapat dikembangkan sebagai kemajuan ilmu pengetahuan dan difokuskan ke salah satu cabang olahraga tertentu dengan instrumen penelitian yang lebih spesifik, sehingga mendapatkan data yang berpengaruh lebih dalam terkait kondisi fisik chronic ankle instability. Kata Kunci: Basket; Chronic Ankle Instability; Futsal; Kecepatan.