Ambar Dewi Cahyani
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

FRAMING BERITA VIDEO WALI KOTA BEKASI MENGINAP DI HOTEL SAAT BANJIR OLEH MEDIA KOMPAS.COM DAN DETIK.COM TINJAUAN TEORI ROBERT ENTMAN Farhan Eka Prasetya; Adam Kristiyanto; Ambar Dewi Cahyani; Muhamad Rizky Nurdiansyah; Fardah Ica Syakirah
Jurnal Vokatif: Pendidikan Bahasa, Kebahasaan, dan Sastra Vol. 2 No. 3 (2025)
Publisher : Education and Talent Development Center Indonesia (ETDC Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51574/vokatif.v2i3.3376

Abstract

Berita merupakan bentuk karangan yang memuat pemaparan peristiwa penting dan nyata. Berita bisa jadi ditulis seorang jurnalis media pemberitaan tertentu dengan gaya penyajian peristiwa bervariatif dan khas, karena dipengaruhi pemikiran, budaya dan kepentingan khusus. Perbedaan itulah terkadang satu peristiwa sama, dikemas berbeda oleh jurnalis media. Akibatnya nilai kefaktualan informasi di dalamnya belum tentu akurat dan objektif. Sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara media Kompas.com dan Detik Jabar.com dalam membingkai pemberitaan peristiwa Wali Kota Bekasi dan keluarganya yang menginap di hotel saat banjir melanda Kota Bekasi melalui teori framing model Robert N. Entman. Perangkat analisis Entman mempunyai empat elemen analisis diantaranya, define problem, diagnoses causes, make moral judgmen, dan treatment recommendation. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode dokumentasi. Sumber data diperoleh secara daring melalui dua media internet yaitu, Detik.com dan Kompas.com. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa media Detik Jabar.com membingkai permasalahan dari sudut pandang masyarakat dan tugas walikota pada umumnya, sehingga peristiwa tersebut dianggap tidak wajar. Sementara media Kompas.com membingkai peristiwa tersebut dari sudut pandang kebiasaan hidup pejabat yang dinilai wajar, meskipun sedikit disertai kritikan pada publikasinya di sarana media. Dua pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan sudut pandang antara dua media dalam membingkai peristiwa.