Philips B. Mudamakin
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis  Kerapatan  Sambaran  Petir   Jenis  Cloud  To  Ground Berbasis Sistem  Informasi  Geografis di Kota  Kupang Tahun 2021-2022 Nenik, Yohana; Abdul Wahid; Philips B. Mudamakin; Hadi I. Sutaji; Arief Tyastam
Magnetic: Research Journal of Physics and It’s Application Vol. 5 No. 2 (2025): Magnetic: Research Journal of Physics and It’s Application
Publisher : Program Studi Fisika - Universitas San Pedro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59632/magnetic.v5i2.499

Abstract

Telah dilakukan penelitian dengan judul Analisis Kerapatan Sambaran Petir Jenis Cloud To Ground Berbasis Sistem Informasi Geografis Di Wilayah  Kota Kupang Tahun 2021-2022. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis sambaran petir jenis cloud to ground (CG) di wilayah Kota Kupang dan hubungannya terhadap variasi ketinggian/elevasi dengan memanfaatkan bantuan Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil menunjukkan bahwa pada Tahun 2021 jumlah sambaran petir tertinggi terjadi pada bulan Februari, sedangkan pada Tahun 2022 terjadi di bulan November. Kerapatan sambaran petir CG sepanjang Tahun 2021 adalah 291,41 sambaran/km² dan meningkat menjadi 336,30 sambaran/km² pada Tahun 2022, dengan kerapatan tertinggi lebih dari 300 sambaran/km². Kerapatan petir tertinggi Pada Tahun 2021 teridentifikasi di Kecamatan Alak, sementara itu pada Tahun 2022 menyebar di beberapa wilayah yaitu Kecamatan Kota Lama, Kelapa Lima, Oebobo, dan Maulafa. Distribusi kerapatan sambaran petir CG di wilayah Kota Kupang didominasi pada ketinggian 0-10 mdpl, ini dapat disimpulkan bahwa peningkatan kerapatan petir di wilayah kota Kupang tidak berbanding lurus dengan pertambahan ketinggian. Hal ini disimpulkan bahwa meskipun ketinggian merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan awan konvektif, hal tersebut tidak berarti bahwa wilayah dengan luasan yang lebih besar pada ketinggian tertentu akan memiliki kerapatan petir yang lebih tinggi.
Analisis Anomali Sinyal Ultra Low Frequency (ULF) sebagai Indikator Penentu Prekursor Gempabumi di Kota dan Kabupaten Kupang Tahun 2023 Mayelsa, Mika; Hery Leo Sianturi; Abdul Wahid; Philips B. Mudamakin; Arief Tyastama
Magnetic: Research Journal of Physics and It’s Application Vol. 5 No. 2 (2025): Magnetic: Research Journal of Physics and It’s Application
Publisher : Program Studi Fisika - Universitas San Pedro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59632/magnetic.v5i2.578

Abstract

Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu Provinsi yang memiliki seismitas paling aktif di Indonesia. Tatanan tektonik Nusa Tenggara Timur dipengaruhi oleh aktivitas Lempeng Indo-Australia yang bertumbukan dan menunjam di bawah Lempeng Eurasia. Aktivitas ini mengakibatkan adanya lipatan atau patahan aktif di Nusa Tenggara Timur, khususnya Pulau Timor yang berada tepat di atas daerah penunjaman. Penelitian ini menganalisis Anomali Emisi Sinyal Ultra Low Frequency (ULF) satu bulan sebelum terjadinya gempabumi di Kota dan Kabupaten Kupang pada tahun 2023. Dengan M > 5 dan M < 5 masing-masing 3 kejadian gempabumi dengan kedalaman yang sama yaitu < 100 km. Gempa-gempa tersebut adalah gempa yang terjadi pada 20 Februari 2023, 10 April 2023, 08 Juni 2023, 02 November 2023, 12 November 2023, dan 28 Desenber 2023. Anomali pada sinyal polarisasi Z/H terdeteksi beberapa hari sebelum kejadian gempabumi, menunjukkan fluktuasi signifikan tanpa adanya badai magnetik, yang mendukung hipotesis bahwa sinyal tersebut berhubungan dengan gempa. Onset time untuk beberapa gempabumi adalah: 20 Februari 2023 (05 Februari, 13:00 UTC), 10 April 2023 (07 April, 09:00 UTC), 08 Juni 2023 (14 Mei, 14:00 UTC), 02 November 2023 (13 Oktober, 09:00 UTC), 12 November 2023 (01 November, 13:00 UTC), dan 28 Desember 2023 (22 Desember, 01:00 UTC). Arah episenter untuk enam kejadian gempa berada dalam batas toleransi azimuth 25° dari azimuth sebenarnya.