Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu Provinsi yang memiliki seismitas paling aktif di Indonesia. Tatanan tektonik Nusa Tenggara Timur dipengaruhi oleh aktivitas Lempeng Indo-Australia yang bertumbukan dan menunjam di bawah Lempeng Eurasia. Aktivitas ini mengakibatkan adanya lipatan atau patahan aktif di Nusa Tenggara Timur, khususnya Pulau Timor yang berada tepat di atas daerah penunjaman. Penelitian ini menganalisis Anomali Emisi Sinyal Ultra Low Frequency (ULF) satu bulan sebelum terjadinya gempabumi di Kota dan Kabupaten Kupang pada tahun 2023. Dengan M > 5 dan M < 5 masing-masing 3 kejadian gempabumi dengan kedalaman yang sama yaitu < 100 km. Gempa-gempa tersebut adalah gempa yang terjadi pada 20 Februari 2023, 10 April 2023, 08 Juni 2023, 02 November 2023, 12 November 2023, dan 28 Desenber 2023. Anomali pada sinyal polarisasi Z/H terdeteksi beberapa hari sebelum kejadian gempabumi, menunjukkan fluktuasi signifikan tanpa adanya badai magnetik, yang mendukung hipotesis bahwa sinyal tersebut berhubungan dengan gempa. Onset time untuk beberapa gempabumi adalah: 20 Februari 2023 (05 Februari, 13:00 UTC), 10 April 2023 (07 April, 09:00 UTC), 08 Juni 2023 (14 Mei, 14:00 UTC), 02 November 2023 (13 Oktober, 09:00 UTC), 12 November 2023 (01 November, 13:00 UTC), dan 28 Desember 2023 (22 Desember, 01:00 UTC). Arah episenter untuk enam kejadian gempa berada dalam batas toleransi azimuth 25° dari azimuth sebenarnya.