Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Adab Komunikasi Dalam Menggunakan Media Sosial Menurut Pandangan Islam Jaya, Makmur; Pamuji, Kukuh; Halihasimi
Mubeza Vol. 14 No. 1 (2024): Maret 2024
Publisher : IAIN Takengon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54604/mbz.v14i1.440

Abstract

Adab komunikasi dalam penggunaan media sosial merupakan topik penting yang mengaitkan etika dengan perilaku moral individu dalam dunia digital. Artikel ini membahas konsep adab komunikasi dengan menyoroti pentingnya penerapan etika dalam berinteraksi di media sosial. Penggunaan bahasa tidak baku dalam komunikasi digital sering kali mencerminkan kurangnya kesadaran akan etika, meskipun penulisan sesuai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan keakuratan informasi sangat penting. Terdapat prinsip-prinsip etika komunikasi dalam media sosial yang harus diperhatikan, yakni penggunaan bahasa sopan, penghindaran hoax dan konten negatif, serta pentingnya komentar yang relevan. Pandangan Islam mengenai adab komunikasi di media sosial dijelaskan berdasarkan Surat Al-Hujarat (49): 6, yang menekankan pentingnya verifikasi informasi untuk mencegah fitnah dan penyebaran berita bohong. Islam mengajarkan bahwa menyebarkan informasi yang benar, menghindari ghibah, fitnah, dan bullying, serta tidak memposting konten yang melanggar syariat adalah kunci adab berkomunikasi. Adab komunikasi di media sosial harus memperhatikan etika dan moralitas, baik dalam konteks umum maupun menurut ajaran Islam, guna menciptakan interaksi yang positif dan konstruktif di ruang digital. Kata Kunci: Adab Komunikasi, Media Sosial, Pandangan Islam Communication etiquette in the use of social media is an important topic that links ethics with individual moral behavior in the digital world. This article discusses the concept of communication etiquette by highlighting the importance of implementing ethics in social media interactions. The use of non-standard language in digital communication often reflects a lack of awareness of ethics. However, writing according to the Enhanced Spelling (EYD) and accuracy of information are very important. There are principles of communication ethics in social media that must be considered, namely the use of polite language, avoiding hoaxes and negative content, and the importance of relevant comments. The Islamic view on communication etiquette on social media is explained based on Surah Al-Hujarat (49): 6, which emphasizes the importance of verifying information to prevent slander and the spread of fake news. Islam teaches that spreading correct information, avoiding gossip, slander, and bullying, and not posting content that violates Sharia are the keys to communication etiquette. Communication etiquette on social media must pay attention to ethics and morality, both in the general context and according to Islamic teachings, to create positive and constructive interactions in the digital space. Keywords: Communication Etiquette, Social Media, Islamic Views
Media Digital dan Kepercayaan Sosial dalam Pemilihan Perguruan Tinggi di Dataran Tinggi Gayo Pamuji, Kukuh
Mubeza Vol. 15 No. 2 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : IAIN Takengon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54604/mbz.v15i2.544

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh media digital dan kepercayaan sosial terhadap keputusan mahasiswa baru dalam memilih IAIN Takengon sebagai tempat melanjutkan studi di pendidikan tinggi Islam. Menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, data dikumpulkan dari 432 responden mahasiswa baru tahun akademik 2025 melalui kuesioner daring. Analisis dilakukan untuk menelaah karakteristik demografis, sumber media informasi, serta faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam konteks sosial budaya di Dataran Tinggi Gayo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial digital seperti Instagram, Facebook, dan TikTok merupakan kanal utama pembentuk kesadaran calon mahasiswa (30,68%), sedangkan jejaring sosial interpersonal seperti teman, alumni, dan keluarga berperan penting pada tahap finalisasi keputusan (27,27%). Dari empat dimensi faktor motivasional, aksesibilitas dan ekonomi menempati proporsi tertinggi (34,09%), diikuti oleh akademik dan kualitas institusi (30,27%), sosial dan rekomendasi (22,27%), serta lingkungan kampus (13,36%). Temuan ini menunjukkan bahwa keputusan mahasiswa dipengaruhi oleh kombinasi rasionalitas pragmatis (biaya dan lokasi) dengan nilai-nilai sosial dan religius yang kuat. Secara kualitatif, hasil ini menegaskan bahwa media digital berfungsi sebagai pemicu kesadaran awal (awareness driver), sementara kepercayaan sosial dan konteks budaya keluarga menjadi penguat keputusan (decision enforcer). Dalam konteks daerah semi periferal seperti Dataran Tinggi Gayo, pilihan pendidikan bukan hanya tindakan individual, tetapi juga manifestasi dari nilai kolektivitas, moralitas, dan spiritualitas lokal. Implikasi penelitian ini merekomendasikan agar perguruan tinggi keagamaan, termasuk IAIN Takengon, mengintegrasikan strategi komunikasi digital berbasis nilai komunitas untuk memperkuat kepercayaan publik dan efektivitas rekrutmen mahasiswa di daerah. Kata Kunci: media digital, kepercayaan sosial, keputusan pendidikan, pendidikan tinggi Islam, Dataran Tinggi Gayo This study aims to analyze the influence of digital media and social trust on students’ decisions to choose IAIN Takengon as their preferred institution for Islamic higher education. Using a descriptive qualitative approach, data were collected from 432 new students for the 2025 academic year through an online questionnaire. The analysis explored demographic characteristics, information sources, and motivational factors influencing educational decisions within the socio cultural context of the Gayo Highlands. The findings reveal that digital social media such as Instagram, Facebook, and TikTok serve as the primary awareness channels (30.68%), while interpersonal networks of friends, alumni, and family play a major role in the final decision stage (27.27%). Among the four motivational dimensions, Accessibility and Economy rank highest (34.09%), followed by Academic and Institutional Quality (30.27%), Social and Recommendation (22.27%), and Campus Environment (13.36%). These results suggest that student decisions are shaped by a combination of pragmatic rationality (cost and location) and deeply rooted socio religious values. Qualitative interpretation indicates that digital media function as an awareness driver, while social trust and cultural family context serve as decision enforcers. In semi-peripheral regions such as the Gayo Highlands, educational choice represents not only an individual act but also a collective cultural manifestation of morality and spirituality. The study recommends that Islamic higher education institutions, including IAIN Takengon, develop community based digital communication strategies to strengthen public trust and enhance the effectiveness of student recruitment. Keywords: digital media, social trust, educational decision, Islamic higher education, Gayo Highlands