*Penulis korespondensi Abstract Low levels of financial literacy remain a challenge in many regions of Indonesia, including Jeneponto Regency, South Sulawesi. This community service program aimed to improve the basic understanding and skills of local communities in managing personal finances through contextual and participatory financial literacy socialization and training.The implementation methods included problem identification, material preparation, direct training, simple mentoring, and evaluation through pre-test and post-test. The results indicated a significant improvement in participants’ financial knowledge, behavioral changes toward wiser financial management, and increased access to formal financial services such as savings accounts. The main challenges encountered were limited digital literacy and the persistence of traditional financial management habits within the community. This activity demonstrates that simple yet contextual educational approaches can create a tangible impact on the financial empowerment of rural communities. Similar programs are recommended to be further developed on a sustainable basis with cross-sectoral support, particularly from local governments, financial institutions, universities, and community organizations. Cross-sectoral synergy is expected to expand program outreach, strengthen continuous mentoring, and create an inclusive and resilient financial literacy ecosystem to support the welfare of rural communities.  Abstrak Tingkat literasi keuangan yang rendah masih menjadi tantangan di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dasar masyarakat dalam mengelola keuangan melalui sosialisasi dan pelatihan literasi keuangan berbasis kontekstual dan partisipatif. Metode pelaksanaan meliputi identifikasi masalah, penyusunan materi, pelatihan langsung, pendampingan sederhana, serta evaluasi melalui pre-test dan post-test. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam pengetahuan keuangan peserta, perubahan perilaku ke arah yang lebih bijak dalam mengelola keuangan, serta peningkatan akses terhadap layanan keuangan formal seperti rekening tabungan. Tantangan utama yang dihadapi antara lain keterbatasan literasi digital dan kebiasaan lama masyarakat dalam pengelolaan keuangan. Kegiatan ini membuktikan bahwa pendekatan edukatif yang sederhana namun kontekstual dapat memberikan dampak nyata terhadap pemberdayaan finansial masyarakat desa. Program serupa direkomendasikan untuk dikembangkan lebih lanjut secara berkelanjutan dengan dukungan lintas sektor, khususnya pemerintah daerah, lembaga keuangan, perguruan tinggi, serta organisasi masyarakat. Sinergi lintas sektor diharapkan mampu memperluas jangkauan program, memperkuat pendampingan berkelanjutan, dan menciptakan ekosistem literasi keuangan yang inklusif serta berdaya tahan dalam mendukung kesejahteraan masyarakat desa.