Kota Bontang merupakan Pusat Kegiatan Nasional Kalimantan Timur dengan fungsi sebagai pusat indsutri strategis. Pengembangan kawasan industri di Kota Bontang menyebabkan meningkatnya aktivitas penduduk, kenaikan pendapatan masyarakat, dan meningkatkan daya beli terhadap lahan. Namun dengan ketersediaan lahan yang minim, maka terjadi kelangkaan lahan dan peningkatan harga lahan yang tidak terkendali khususnya sekitar kawasan industri. Selain itu, pemerintah Kota Bontang mengalami kesulitan dalam menentukan besaran NJOP di Kota Bontang dengan adanya indikasi penolakan NJOP oleh masyarakat. Maka dari itu dilakukan identifikasi karakteristik harga lahan di Kota Bontang berdasarkan variabel faktor fisik, faktor aksesibilitas dan lokasi, kawasan industri, kualitas permukiman, kepemilikan lahan, dan faktor ketersediaan prasarana. Pengambilan data menggunakan sampel sebanyak 382KK dengan metode pengumpulan data primer dan sekunder. Analisis yang digunakan yaitu analisis karakteristik harga lahan dengan melakukan analisis kriging dan analisis statistik deskriptif. Analisis karakteristik harga lahan pada tahap akan menghitung klasifikasi harga lahan sesuai dengan data yang telah didapatkan dari survei primer. Hasil analisis karakteristik harga lahan diketahui bahwa terdapat 10 klasifikasi kelas harga lahan dengan panjang kelas 498.000Rp/m2. Selanjutnya dilakukan analisis kriging untuk mengetahui persebaran harga lahan di Kota Bontang menggunakan ArcGis. Berdasarkan hasil analisis kriging, harga lahan paling tinggi berada di Kelurahan Gunung Telihan, Kelurahan Kanaan, dan Kelurahan Satimpo.