Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, dan Self-Efficacy terhadap penggunaan QRIS sebagai alat pembayaran digital UMKM di Bandar Lampung, dengan meninjau hasil penelitian dalam perspektif bisnis Islam. Latar belakang penelitian ini didasari oleh perkembangan teknologi keuangan digital yang semakin pesat, dimana QRIS hadir sebagai inovasi pembayaran nontunai yang diharapkan mampu mendukung efisiensi, transparansi, dan inklusi keuangan bagi UMKM. Meskipun demikian, tingkat adopsi QRIS di kalangan UMKM tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan teknologi, tetapi juga oleh faktor psikologis dan persepsi pengguna terhadap manfaat, kemudahan, serta keyakinan diri dalam mengoperasikan sistem pembayaran digital. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah sampel 100 responden yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan metode regresi linier berganda menggunakan aplikasi SPSS versi 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Perceived Usefulness (B = 0,213; Sig. = 0,015) dan Perceived Ease of Use (B = 0,234; Sig. = 0,000) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan QRIS, sementara variabel Self-Efficacy (B = 0,069; Sig. = 0,225) berpengaruh namun tidak signifikan. Secara simultan, ketiga variabel independen berpengaruh signifikan terhadap penggunaan QRIS dengan nilai F-hitung sebesar 70,802 dan Sig. = 0,000. Nilai koefisien determinasi (Adjusted R²) sebesar 0,679 menunjukkan bahwa 67,9% variasi penggunaan QRIS dapat dijelaskan oleh ketiga variabel tersebut, sedangkan 32,1% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Dari perspektif bisnis Islam, hasil penelitian ini mendukung bahwa penggunaan QRIS sejalan dengan prinsip syariah yang menekankan pada aspek keadilan, kemudahan, dan transparansi transaksi yang sesuai dengan prinsip syariah.